IT'S ABOUT KNOWLEDGE

Selamat Mengcopas, Jangan lupa sertakan sumber gan :v agar kita semua bahagia

Kamis, 10 Oktober 2019

Kliping Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa



1.                  Teori Pembentukan Tata Surya
Banyak hipotesa yang disusun oleh para ahli untuk menjelaskan bagaimana asal mula terjadinya Sistem Tata Surya. Cabang ilmu astronomi yang khusus mempelajari asal-muasal terbentuknya Tata Surya adalah kosmogoni (cosmogony).  Sejak abad ke-18 sudah diusulkan teori-teori mengenai asal-muasal Tata Surya ini.  Tidak ada yang benar dalam sebuah teori.  Namun, pengujian teori-teori tersebut dilakukan dengan membandingkannya dengan fakta-fakta di lapangan dan temuan-temuan baru akibat perkembangan teknologi.  Di antara fakta-fakta tersebut adalah:
               Orbit-orbit planet yang paralel terhadap ekuator matahari;
               Orbit-orbit anggota Tata Surya yang sirkular;
               Semua planet bergerak dalam arah berlawanan arah jarum jam sesuai dengan gerakan rotasi Matahari;
               Planet yang juga berotasi dalam arah berlawanan arah jarum jam (kecuali Venus dan Uranus);
               Planet terestrial dan planet jovian yang memiliki karakteristik fisik dan kimia yang berbeda;
               Struktur satelit-satelit yang mengorbit planet mirip miniatur sistem Tata Surya.
Para ahli komogoni selalu memperhatikan hal-hal tersebut di atas untuk menguji dan menyempurnakan teori asal-muasal pembentukkan Tata Surya.    

a.                   Teori Hipotesa Nebula Kant dan Laplace



Salah satu teori asal-muasal Tata Surya adalah hipotesa nebula (nebular hypothesys) yang diusulkan oleh Immanuel Kant yang pada tahun 1755 (Kartunnen, 2006: 197).  Menurut teori ini Tata Surya terbentuk dari nebula yang berotasi.  Pada tahun 1796, Simon de Laplace mengusulkan bahwa planet-planet terbentuk dari cincin gas yang disemburkan dari ekuator Matahari   




b.                  Teori Pasang Surut 
Teori ini dipelopori oleh Jeans dan Jefreey. Teori ini mengatakan bahwa pada saat sebelum terbentuk Sistem Tata Surya, kedekat suatu protobintang (bakal Matahari) melintas bintang lain yang lebih besar (masif).  Akibatnya ada sebagian materi dari protobintang tersebut yang tertarik  karena pengaruh gaya tarik bintang yang besar tersebut. Materi protobintang yang tertarik tersebut kemudian menjadi planet-planet, sedangkan protobintang menjadi Matahari.


c.                   Teori Planetesimal
Teori pembentukan tata surya planetesimal ini dikemukakan oleh seorang ahli di bidang astronomi pada awal abad ke-20 asal amerika yang bernama Forest Ray Moulton dengan temannya yang bernama Thomas C. Chamberlain seorang ahli geologi dari universitas Chicago. Pada teori pembentukan tata surya yang dikemukakan oleh kedua orang sarjana ini mengemukakan teori bahwa matahari terbentuk oleh massa gas yang sangat besar, kemudian pada suatu saat ada bintang lain yang melintas dan hampir bertabrakan dengan matahari. Pada saat posisi matahari dan bintang lain itu berdekatan terjadi tarik menarik antara matahari dan bintang tersebut karena kedua benda ini memiliki gaya gravitasi yang besar. Dampak dari adanya tarik menarik tersebut berakibat pada tertariknya material-material gas yang ada pada tepian kedua bintang ini. Material-material yang terpental baik dari bintang maupun dari matahari tersebut kemudian menyusut dan menjadi gumpalan-gumpalan dan menjadi padat yang ada akhirnya gumpalan-gumpalan tersebut menjadi planet.
Planet-planet yang telah terbentuk akan bergerak mengelilingi matahari karena gravitasi yang dimiliki oleh matahari, sehingga planet-planet tersebut memiliki lintasan tersendirri dalam mengelilingi matahari yang disebut dengan orbit. Diantara planet-planet yang mengitari matahari pada orbitnya tersebut salah satunya adalah planet yang kita tempati yaitu planet bumi.
Proses yang terjadi pada teori pembentukan tata surya planetesimal ini terjadi sekitar 3,8 miliar tahun yang lalu. Beberapa gumpalan-gumpalan yang terbentuk ada yang berukuran besar yang menjadi plalnet seperti planet bumi yang manusia tempati bisa pula berukuran kecil menjadi satelit seperti satelit bumi yang bernama bulan. Istilah planetesimal sendiri berasal dari konsep matematika yang berarti fraksi kecil dari planet, bagi beberapa ilmuwan istilah planetisimal mengacu pada benda-benda kecil dalam tata surya baik itu planet, satelit, asteroid, mapun komet.

d.                  Teori Penangkapan




Teori ini menjelaskan terbentuknya Tata Surya berawal dari adanya interaksi antara Matahari dengan protobintang (calon bintang).  Gambar 3 menunjukkan proses tersebut dimana suatu massa protobintang melintasi Matahari dan sebagian materi dari protobintang tersebut tertarik oleh gravitasi Matahari kemudian membntuk planet.


e.       Teori Bintang Kembar
Teori pembentukan tata surya bintang kembar dikemukakan oleh seorang ahli astronomi R.A Lyttleton yang berasal dari negara Inggris pada sekitar tahun 1930-an. Pada teori pembentukan tata surya ini dikemukakan bahwa terdapat sepasang matahari kembar, dimana dua bintang ini saling mengelilingi satu sama lainnya. Kemudian melintaslah bintang lain yang menabrak salah satu bintang kembar tersebut, dari hasil tabrakan yang telah terjadi menimbulkan salah satu dari bintang kembar tersebut menjadi pecah berkeping-keping. Pecahan yang dihasilkan oleh salah satu dari bintang kembar tersebut akhirnya menjadi planet-planet yang mengelilingi matahari karena gaya gravitasi yang dimiliki matahari sebagai bintang kembar yang tersisa karena tidak bertabrakan dengan bintang lainya. Planet-planet yang terbentuk dikarenakan pecahan salah satu bintang kembar ini mendingin dan kemudian menjadi planet.

f.       Teori Big Bang
Teori pembentukan tata surya lainnya yaitu teori big bang, teori ini berbeda dengan teori-teori lain tentang terbentuknya tata surya. Pada teori ini dijelaskan bagaimana terbentuknya alam semesta ini, dan perkiraan bagaimana pula akhir dari alam semesta ini. Teori big bang pertama kali dikemukakan oleh kosmolog asal Belgia yang bernama Abbe Georges Lemaitre pada tahun 1920-an. Pada teori ini dikatakatan bahwa awal dari alam semesta adalah sebuah bola api kecil yang memiliki ukuran sangat kecil yang dianggap sebagai titik nol volume. Gumpalan kecil ini bertambah ukurannya menjadi berdiameter mencapai 1,75 cm. Ukuran dari gumpalan kecil tersebut semakin menjadi besar dengan sangat cepat dan tepat pada waktu 0 detik (dimulainya waktu) peristiwa ledakan ini terjadi sekitar 15 miliyar tahun yang lalu. Pada teori pembentukan sistem tata surya yang satu ini dijelaskan tentang awal alam semesta terjadi. Setelah terjadi ledakan yang berasal dari gumpalan tersebut hasilnya berupa anergi yang membentuk alam semesta. Atom hidrogen terbentuk pada saat energi dari big bang keluar.
Atom hidrogen yang telah terbentuk meluas makin lama makin padat dengan suhu termperatur yang mencapai jutaan derajat celsius. Berawal dari atom hidrogen inilah asal muasal pembentuk bintang yang ada di galaksi hingga tata surya yang kita tinggali sekarang ini. Kekuatan dari big bang ini masih terasa hingga saat ini dan akan terus meluas hingga sampai mencapai batas tertentu dan jika sudah mencapai batas tersebut maka akan kembali ke titik semula awal dari big bang dimulai.

2.                  Konfigurasi Tata Surya




Tata Surya merupakan sebuah sebuah sistem yang terdiri dari Matahari, delapan planet, planet-kerdil, komet, asteroid dan benda-benda angkasa kecil lainnya.  Matahari merupakan pusat dari Tata Surya di mana anggota Tata Surya yang lain beredar mengelilingi Matahari.  

Benda-benda langit tersebut beredar mengelilingi Matahari secara konsentris pada lintasannya masing-masing. Anggota-anggota dalam sistem Tata Surya ditunjukkan seperti gambar .  
Gambar 4.  Matahari, planet, dan planet kerdil (dwarf planet) yang menjadi anggota Tata Surya. 
Besar diameter dihitung relatif terhadap diamater Matahari sedangkan jarak tidak diskalakan.  (Sumber: Kartunnen, 2007: 132).

IAU secara umum mengelompokkan benda angkasa yang mengeliligi Matahari menjadi tiga (Kartunnen, 2007) yaitu:

a)                  Planet

Sebuah benda langit dikatakan planet jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
1.                  mengorbit Matahari
2.                  bentuk fisiknyanya cenderung bulat
3.                  orbitnya bersih dari keberadaan benda angkasa lain

b)                  Planet-Kerdil
Sebuah benda langit dikatakan sebagai planet-kerdil jika: i.  mengorbit Matahari ii. bentuk fisiknya cenderung bulat iii. orbitnya belum bersih dari keberadaan benda angkasa lain iv.  bukan merupakan satelit
 
c)                  Benda-benda Tata Surya Kecil (Small Solar System Bodies)
Seluruh benda angkasa lain yang mengelilingi Matahari selain planet atau planet-kerdil. Benda-benda Tata Surya Kecil tersebut di antaranya adalah komet, asteroid, objek-objek trans-neptunian, serta benda-benda kecil lainnya. 

3.                  Karakteristik Anggota Tata Surya

Jenis benda langit yang termasuk ke dalam anggota Sistem Tata Surya adalah sebagai berikut.

a.                   Matahari

Matahari merupakan sebuah bintang yang jaraknya paling dekat ke Bumi. Jarak rata-rata Bumi ke Matahari adalah 150 juta Km atau 1 Satuan Astronomi. Matahari berbentuk bola gas pijar yang tersusu atas gas Hidrohen dan gas Helium.
Matahari mempunyai diameter 1,4 × 106  Km, suhu permukaannya mencapai 6000 °K. Matahari merupakan sumber energi utama bagi planet Bumi yang menyebabkan berbagai proses fisis dan biologi dapat berlangsung. 
Energi yang dipancarkan oleh Matahari dibentuk di bagian dalam matahari melalaui reaksi inti. Energi dipancarkan oleh Matahari ke Bumi dalam bentuk radiasi gelombang elektromagnetik. 

 

b.                  Planet 

Planet-planet yang berada dalam sistem Tata Surya adalah : Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan  Neptunus.

 1. Merkurius

Merupakan planet yang paling dekat ke Matahari dengan jarak 0,39 SA, diameternya mencapai 4.879 km. Karena planet Merkurius jaraknya paling dekat ke Matahari, maka suhu pada siang hari di Merkurius mencapai 4270 °C, sedangkan pada malam hari suhunya menjadi sangat rendah yaitu mencapai –1700 °C. Merkurius mempunyai eksentrisitas yang besar yaitu 0,206 akibatnya jarak antara Merkurius dan Matahari bervariasi dengan cukup besar pula. Perbedaan jarak terjauh ke Matahari (aphelium) dengan jarak terdekat ke Matahari (perihelium) adalah sebesar 22 juta Km. Jarak aphelium planet Merkurius adalah 57,9 juta km. Merkurius tidak memiliki atmosfir oleh karena hal tersebut langit Merkurius berwarna hitam. Kerapatan atau densitasnya 5,43 gr/cm3.  Kala rotasi Merkurius adalah 58,65 hari sedangkan kala revolusinya 88 hari. Merkurius merupakan planet yang tidak memiliki cincin.

 

2. Venus

Planet Venus lebih dikenal sebagai Bintang Kejora atau Bintang Senja. Eksentrisitas planet Venus adalah 0,007, sehingga orbit planet Venus mendekati bentuk lingkaran dengan diameter 12.104 km. Jarak Venus ke Matahari 0,72 SA, atau 108.2 juta km sehingga di Venus suhunya sangat panas dapat mencapai 4800 °C. Tingginya suhu di planet Venus diakibatkan adanya efek rumah kaca. Kerapatan atau densitas Venus adalah 5,24 gr/cm3.  Kala rotasi venus adalah 243 hari sedangkan kala revolusinya 224,7 hari. Venus juga merupakan planet yang tidak memiliki cincin dan tidak memiliki  satelit.

3. Bumi          

Sampai saat ini Bumi merupakan satu-satunya planet yang mempunyai kehidupan. Hal tersebut dimungkinkan karena Bumi diselubungi oleh atmosfirnya sehingga perbedaan suhu pada siang dan malam tidak terlalu besar.  Bumi mengorbit Matahari sebagai bintang pusatnya dengan eksentrisitas 0,017, sehingga orbitnya hampir membentuk lingkaran. Diameter bumi mencapai 12.756,3 km. Jarak rata-rata Bumi ke Matahari adalah 1 Satuan Astronomi atau 150 juta kilometer. Kala revolusi Bumi adalah 365,3 hari, sedangkan kala rotasinya adalah 23 jam 56 menit dan kala revolusinya 365,242 hari. Kerapatan atau densitas Bumi adalah 5,52 gram/cm3, Bumi merupakan benda terpadat dalam sistem Tata Surya. Bumi mempunyai sebuah satelit yaitu Bulan dan tidak memiliki cincin.

4. Mars           

Jarak rata-rata planet Mars ke Matahari adalah 1,52 SA atau 228 juta kilometer dengan eksentrisitas 0,093. Mars berputar mengelilingi Matahari dengan kala revolusi 687 hari. Mars mempunyai dua buah satelit yaitu Phobos dan Deimos. Diameter mars mencapai 6.794 km dengan kala revolusi 11 tahun 10 bulan 3 hari sedangkan kala rotasi 9jam 56 menit. Mars tersusun atas karbondioksida yang sangat tipis, memiliki 2 satelit dan tidak memiliki cincin.

 5. Yupiter

Jarak rata-rata planet Yupiter ke Matahari adalah 5,2 SA atau 778,3 juta km. Yupiter mempunyai eksentrisitas 0,048 dengan kala revolusi 11,86 tahun. Yupiter diperkirakan  mempunyai 17 satelit (data sampai tahun 1992) dan tidak memiliki cincin. Empat buah satelitnya yang berukuran besar bernama IO, Europa, Ganymede, dan Callisto. Yupiter merupakan planet terbesar dalam sistem tata surya; mempunyai kala rotasi 9 jam 50 menit; artinya Yupiter berotasi dengan sangat cepat.  
 

 6. Saturnus

Jarak rata-rata Saturnus ke Matahari adalah 9,5 SA atau sekitar 1433,5 juta km. Saturnus mempunyai eksentrisitas 0,056 dengan kala revolusi 29,5 tahun dan kala rotasi 10 jam 40 menit. Diameter saturnus mencapai 120.536 km dengan suhu rata-raya 140 derajat celcius. Saturnus dihiasi oleh gelang dan cincin yang indah, mempunyai 9 buah satelit yaitu Mimas, Enceladus, Tethys, Dione, Rhea, Titan, Hyperion, Lapetus, dan Phoebe.

7. Uranus 

Jarak rata-rata planet Uranus ke Matahari adalah 19,2 SA atau 2.872 juta km. Uranus mempunyai eksentrisitas 0,047 dengan kala revolusi 84 tahun dan kala rotasi 17 jam 14 menit. Diameter Uranus mencapai 50.724 km.  Uranus mempunyai cincin dan mempunyai 5 buah satelit yaitu Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberion.

 8. Neptunus

Jarak rata-rata planet Neptunus ke Matahari adalah 30,07 SA atau 4.500 juta km. Neptunus  mempunyai eksentrisitas 0,009 dengan kala revolusi 164,8 tahun dan kala rotasi 16 jam 7 menit.  Diameter neptunus mencapai 50.500 km. Neptunus mempunyai dua buah satelit yaitu Triton dan Nereid, dan memiliki cincin

Sejak tahun 2006, Pluto tidak dikategorikan lagi sebagai planet karena kriteria ke-3 dari tiga kriteria di atas tidak dipenuhi oleh Pluto.  Pluto memiliki orbit yang memotong orbit Neptunus sehingga dianggap orbit Pluto belum bersih dari benda angkasa lain.  Ukuran Pluto tidak lebih besar dari Bulan dan jika dilihat dengan teleskop maka akan tampak benda angkasa lain yang ukurannya hampir sama dengan Pluto yaitu yang diberi nama Charon.

c.                   Planet-Kerdil

Planet-kerdil (Dwarf Planet) merupakan kategori baru dalam keanggotaan Tata Surya berdasarkan resolusi IAU tahun 2006. Sebuah benda angkasa dikatakan planet kerdil jika:
i.                    mengorbit Matahari
ii.                  bentuk fisiknya cenderung bulat
iii.                orbitnya belum bersih dari keberadaan benda angkasa lain.
iv.                bukan merupakan satelit
            Contoh dari planet kerdil ini adalah Pluto seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.  Contoh lain dari planet kerdil ini adalah Ceres yang orbitnya berada di lingkungan asteroid.  Ceres tadinya dikategorikan sebagai salah satu asteroid terbesar yang berada di sabuk asteroid.  Sejak tahun 2006, Ceres dikategorikan sebagai planet kerdil karena memenuhi kriteria di atas.        

d.                  Satelit

Satelit adalah benda langit pengiring planet. Satelit senantiasa mengiringi dan  berputar terhadap planet pusatnya.
Berdasarkan cara terbentuknya satelit dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
Ø    Satelit Alam, adalah satelit yang terbentuk karena adanya peristiwa alam bersamaan dengan terbentuknya planet.
Ø    Contoh: Bulan, sebagai satelit alam Bumi; Titan, sebagai satelit alam Saturnus.
Ø    Satelit Buatan, adalah satelit yang dibuat oleh manusia yang digunakan untuk tujuan tertentu.
Contoh: Satelit cuaca, satelit komunikasi, satelit mata-mata, dan sebagainya.
Pada umumnya planet-planet dalam sistem tata surya mempunyai beberapa satelit yang senantiasa mengiringinya. Hanya planet Merkurius dan planet Venus yang tidak memiliki satelit. Jumlah masing-masing satelit untuk setiap planet ditunjukkan pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Jumlah satelit alam dalam planet.
No.
Nama Planet
Jumlah satelit alam
1.
Merkurius
0
2.
Venus
0
3.
Bumi
1
4.
Mars
2
5.
Jupiter
17
6.
Saturnus
18
7.
Uranus
15
8.
Neptunus
8

e.                   Asteroid
Asteroid dinamakan juga planet minor atau planetoid. Asteroid mengisi ruangan yang berada  diantara Mars dan Yupiter. Di dalam sistem Tata Surya ditaksir terdapat 100.000 buah planetoid yang ukurannya antara 2–750 Km2. Asteroid-asteroid tersebut senantiasa berputar diantara planet Mars dan planet Jupiter membentuk sabuk asteroid.
Adapun sabuk Asteroid ditunjukkan seperti gambar di bawah ini.

 Gambar 6. Sabuk Asteroid
Sumber: http://www.daviddarling.info/encyclopedia/A/asteroidbelt.html

f.                   Komet


Dinamakan juga “Bintang berekor“, adalah benda langit yang garis edarnya/orbitnya sangat lonjong; sehingga jaraknya ke Matahari kadang-kadang jauh sekali tetapi suatu saat dapat dekat sekali. Ekor komet selalu menjauhi Matahari sebab mendapat tekanan dari Matahari. Wujud komet tersusun dari kristal-kristal es yang rapuh sehingga mudah terlepas dari badannya. Bagian yang terlepas inilah yang membentuk semburan cahaya ketika sebuah komet melintas di dekat Matahari. Karena orbit komit tidak seperti orbit planet maka komet akan terlihat di bumi jika komet tersebut sedang berada dekat dengan Matahari. Oleh karena itu ada komet yang mendekati Bumi setiap 3 atau 4 tahun sekali; tetapi ada juga yang sampai 76 tahun sekali yaitu Komet Halley.



g.                  Distribusi Massa 

Di dalam Sistem Tata surya yang menjadi pusat massanya adalah Matahari. Sekitar 99,85 % dari keseluruhan massa dalam sistem Tata Surya terdistribusi sebagai massa Matahari. Adapun massa sisanya terdistribusi sebagai massa dari benda-benda langit lainnya dalam planet-planet, satelit alam, komet, asteroid, dan meteorid yang ada dalam Sistem Tata Surya. Untuk lebih jelasnya perhatikan  tabel 2 di bawah ini.

 Tabel 2.  Distribusi Massa dalam Sistem Tata Surya
No.
Nama Benda Langit
Prosentase Massa  (%)
1.
Matahari
99,85
2.
Planet-planet
0,135
3.
Satelit Alam
0,00005
4.
Komet
0,01
5.
Asteroid
0,0000002
6.
Meteorid
0,0000001

Oleh karena Matahari memiliki massa yang paling besar diantara anggota Tata Surya lainnya maka Matahari menjadi pusat dari Tata Surya di mana semua anggota Tata Surya lainnya itu mengelilingi Matahari.  Hal ini dijelaskan dengan baik oleh Newon dalam hukum gravitasi universal.

4.                  Mengapa Venus  disebut sebagai bintang Kejora
Bintang kejora yang selama ini dijuluki sebagai bintang yang bersinar paling terang ternyata adalah sebuah Planet. Planet ini merupakan salah satu planet dalam susunan tata surya, yang bergerak mengelilingi matahari sebagai pusat tata surya. Tahu planet apa yang dimaksud tersebut? Planet tersebut adalah planet “Venus”. Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan nama planet ini. Di dalam susunan tata surya, Venus adalah planet kedua yang paling dekat dengan matahari setelah Merkurius. Sinar atau cahaya Venus yang tampak dari Bumi, bukan berasal dari planet itu sendiri, karena planet bukanlah penghasil cahaya. Cahaya atau Sinar Venus tersebut merupakan pantulan cahaya dari matahari.
Venus adalah planet terdekat kedua dari matahari setelah Merkurius. Planet ini memiliki radius 6.052 km dan mengelilingi matahari dalam waktu 225 hari. Atmosfer Venus mengandung 97% karbondioksida (CO2) dan 3% nitrogen, sehingga hampir tidak mungkin terdapat kehidupan. Arah rotasi Venus berlawanan dengan arah rotasi planet-planet lain. Selain itu, jangka waktu rotasi Venus lebih lama daripada jangka waktu revolusinya dalam mengelilingi matahari. VENUS = BINTANG KEJORA : Karena atmosfir Venus sangat kaya dengan CO2 dan juga karena ketebalannya, maka tak ayal lagi planet ini layak dinobatkan sebagai ratunya planet pemanasan global di tata surya kita. Suhu permukaan planet ini adalah >460°C ( >860°F) padahal planet yang paling dekat dengan Matahari yaitu Merkurius yang mendapat energi/panas matahari 4 kali dari planet Venus, suhunya pada siang hari (sisi yang menghadap matahari) panasnya hanya kira-kira 420°C (790°F). Hal ini berarti bahwa Venus merupakan planet yang terpanas permukaannya di antara planet-planet lain di tata surya kita dan karena itulah Venus adalah Planet paling Terang di sistem tata surya kita dan bisa terlihat dari Bumi dengan Mata telanjang ketika selepas Matahari terbenam dan menjelang Matahri terbit yang biasa disebut Bintang Kejora /Bintang Barat/ bintang Timur.
Alasan mengapa masyarakat menganggap bahwa Venus sebagai bintang adalah karena planet ini terlihat bersinar, tapi tidak berkelap-kelip seperti layaknya sebuah Bintang. Cahayanya yang terlihat sangat terang disebabkan karena Venus memiliki jarak yang sangat dekat dengan matahari dan Bumi. Berbeda dengan bintang yang sesungguhnya, Jarak bintang dengan bumi rata-rata adalah diatas satu tahun cahaya. Inilah yang menyebabkan cahaya yang sampai di bumi terganggu oleh redudansi di atmosfir. Atmosfir bumi tersebut tidaklah diam. Atmosfir bergerak seperti air di samudra, sehingga cahaya dari luar terlihat tidak stabil. dan an jika jaraknya sangat jauh akan terlihat berkedip. Jarak venus yang dekat dengan bumi membuatnya terlihat lebih stabil dibandingkan dengan bintang. Yang terlihat dari bumi adalah bentuk venus secara keseluruhan, berbeda halnya dengan bintang. Seandainya bintang tidak bercahaya dan hanya mendapat pantulan dari cahaya yang ada di sekitanya, maka ia tidak akan terlihat dari bumi. Cahaya bintang dapat terlihat dari bumi karena cahaya bintang sangatlah terang. Dan yang terlihat dari bumi adalah bias dari pelebaran cahaya tersebut.

5.                  Mengapa Mars disebut sebagai Planet Merah

Mars memiliki daya tarik yang tinggi karena warnanya yang kemerahan. Selain itu, planet yang kerap disebut planet merah ini juga diklaim memiliki potensi untuk ditinggali. Mars adalah planet terdekat keempat dari Matahari. Namanya diambil dari dewa perang  RomawiMars. Planet ini sering dijuluki sebagai "planet merah" karena tampak dari jauh berwarna kemerah-kemerahan. Ini disebabkan oleh keberadaan besi(III) oksida di permukaan planet Mars. Mars adalah planet bebatuan dengan atmosfer yang tipis. Di permukaan Mars terdapat kawah, gunung berapi, lembah, gurun, dan tudung esPeriode rotasi dan siklus musim Mars mirip dengan Bumi. Di Mars berdiri Olympus Mons, gunung tertinggi di Tata Surya, dan Valles Marineris, lembah terbesar di Tata Surya. Selain itu, di belahan utara terdapat cekungan Borealis yang meliputi 40% permukaan Mars.





29 komentar:

  1. Cuma kurang lengkap materinya 95

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. 95 aja yahhh... Tambahkan materinya... Dari aku ^_^

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Materi dan tampilannya menarik. Point 95

    BalasHapus
  6. Good, hanya kurang lengkap materinya 95

    BalasHapus
  7. 95 dari saya tampilan blognya keren

    BalasHapus
  8. Tampilan nya menarik animasinya lengkap 95

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  11. Tampilannya keren, jenis fontnya aku suka Dan animasinya lengkap Pantas mendapatkan nilai 97

    BalasHapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  13. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  14. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  15. Alhamdulillah, terimakasih teman²,
    Rata² nilai yang saya dapatkan adalah 94,95...

    BalasHapus