PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Aliran humanisme muncul pada tahun 90-an sebagai reaksi
ketidakpuasan terhadap pendekatan psikoanalisa dan behabvioristik. Sebagai
sebuah aliran dalam psikologi, aliran ini boleh dikatakan relative masih muda,
bahkan beberapa ahlinya masih hidup dan terus-menerus mengeluarkan konsep yag
relevan dengan bidang pengkajian psikologi, yang sangat menekankan pentingnya
kesadaran, aktualisasi diri, dan ha-hal yang bersifat positif tentang manusia.
Pengertian humanisik yang beragam
membuat batasan-batasan aplikasinya dalam dunia pendidikan yang beragam pula.
Teori humanisme menyatakan bahwa bagian terpenting dalam proses pembelajaran
adalah unsure manusianya. Humanisme lebih melihat sisi perkembangan kepribadian
manusia dibandingkan berfokus pada “ketidaknormala”atau “sakit”.manusia akan
mempunyai kemampuan positif untuk menyembuhkan diri dari “sakit” tersebut,
sehingga sisi positif inilah yang ingin dikembangka oleh teori humanisme.
Teori belajar humanisme
bertujuan bahwa belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar
dianggap berhasil jika telah memhami lingkungan dan dirinya sendiri. Teori
belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya
bukan dati sudut pandang pengamatnya. Teori belajar ini sifatnya lebih abstrak
dan lebih mendekati bidang ilmu filsafat, teori kepribadian dan psikoterapi
dibanding tentang psikologi belajar. Teori humanisme lebih mementingkan isi
yang dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih
banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan unttuk membentuk manusia yang
dicita-citakan serta tentang proses belajar dalam bentuk yang paling ideal.
Selain teori behavioristik dan
teori kognitif, teori belajar humanisme juga perlu untuk dipahami. Menurut
teori humanisme, proses belajar harus dimulai dan ditunjukan untuk kepentingan
memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori humanisme sifatnya
lebih abstrak dan mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan
psikoterapi dari pada bidang kajian psikologi belajar. Teori humanisme sangat
mementingkan isi yang dipelajari daripada proses belajar itu sendiri. Teori
belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk
membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam
bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada
pemahaman tentang prosesbelajar sebagaimana apa adanya, seperti yang selama ini
dikaji oleh teori-teori belajar lainnya.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Teori Humanistik?
2. Siapa
sajakah tokoh-tokoh dalam Teori Humanistik?
3. Bagaimana
proses belajar menurut Teori Humanistik?
4.
Apa kelebihan dan
kekurangan Teori Humanistik?
C. Tujuan
1. Untuk
mengatahui apa yang dimakasud dengan Teori Humanistik.
2. Untuk
mengetahui siapa sajakah tokoh-tokoh dalam Teori Humanistik.
3. Untuk
mengatahui bagaimana proses belajar menurut Teori Humanistik.
4.
Untuk mengetahui apa
saja kelebihan dan kekurangan Teori Humanistik.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Teori Humanistik
Abraham
Maslow dan Carl Rogers termasuk kedalam tokoh kunci humanisme. Tujuan utama
dari humanisme dapat dijabarkan sebagai perkembangan dari aktualisasi diri
manusia automomous. Dalam humanisme, belajar adalah proses yang berpusat pada
pelajar dan dipersonalisasikan, dan peran pendidik adalah sebagai seorang
fasilitator.
Afeksi
dan kebutuhan kognitif adalah kuncinya, dan goalnya adalah untuk membangun
manusia yang dapat mengaktualisasikan diri dalam lingkungan yang kooperatif dan
suportif. Dijelaskan juga bahwa pada hakekatnya setiap manusia adalah unik,
memiliki potensi individual dan dorongan internal untuk berkembang dan
menentukan perilakunya. Karena itu dalam kaitannya maka setiap diri manusia
adalah bebas dan memiliki kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang mencapai
aktualisasi diri. Psikologi humanistik menekankan kebebasan personal, pilihan,
kepekaan dan tanggung jawab personal. Sebagaimana yang dinyatakan secara tidak
langsung oleh tema itu, psikologi humanisme juga memfokuskan pada prestasi, motivasi,
perasaan, tindakan dan kebutuhan akan umat manusia. Akhir dari perkembangan
pribadi manusia adalah mengaktualisasikan dirinya, mampu mengembangkan
potensinya secara utuh, bermakna dan berfungsi bagi kehidupan dirinya dan
lingkungannya.Sa’dullah,Uyoh ,( 2003:173-174).
Teori
humanisme merupakan konsep belajar yang lebih melihat pada sisi perkembangan
kepribadian manusia. Berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut.Teori belajar
humanistik sifatnya sangat mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses
belajar itu. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep
pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan dan bertujuan untuk
memanusiakan manusia itu sendiri serta tentang proses belajar dalam bentuknya
yang paling ideal.Asri Budiningsih,(2005:68).
Tujuan
belajar menurut teori ini adalah memanusiakan manusia artinya perilaku tiap
orang ditentukan oleh orang itu sendiri dan memahami manusia terhadap lingkungan
dan dirinya sendiri. Menurut para pendidik aliran ini penyusunan dan penyajian
materi pelajaran harus sesuai dengan perasaan dan perhatian siswa. Tujuan utama
pendidik adalah membantu siswa mengembangkan dirinya yaitu membantu individu
untuk mengenal dirinya sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu
mewujudkan potensi mereka. Para ahli humanistic melihat adanya dua bagian pada
proses belajar yaitu proses pemerolehan informasi baru dan personalisasi
informasi ini pada individu.
Sesuai
beberapa pendapat-pendapat di atas teori Humanistik adalah suatu teori yang
mana manusia itu dapat mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan
petunjuk-petunjuk yang baik serta mampu mengembangkan potensinya secara utuh,
bermakna dan berfungsi bagi kehidupan dirinya dan lingkungannya.
B.
Tokoh-Tokoh Teori Humanistik
1.
Arthur Combs (1912-1999)
Combs
dan kawan-kawan menyatakan bahwa apabila kita ingin memahami perlaku orang kita
harus mencoba memahami dunia persepsi orang itu. Apabila kita ingin mengubah
keyakinan atau pandangan orang itu, perilaku dalamlah yang membedakan seseorang
dengan yang lain. Combs dan kawan-kawan selanjutnya mengatakan bahwa perilaku
buruk itu sesungguhnya tak lain halnya dari ketidakmampuan seseorang untuk
melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya. Apabila seorang
guru mengeluh bahwa siswanya tidak mempunyai motivasi unuk melakukan sesuatu,
ini sesungguhnya berarti bahwa siswa itu tidak mempunyai motivasi untuk
melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh guru itu. Apabila guru itu memberikan
aktivitas yang lain , mungkin sekali siswa akan memberikan reaksi yang positif.
Palyono, M. (1997. :44-45) . Terdapat dua bagian pada learning, yaitu pertama
memperoleh informasi baru, kedua personalisasi informasi pada individu.
Combs
berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa
mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana
mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana membawa
si siswa untuk memperoleh arti dari materi pelajaran tersebut dan
menghubungkannya dengan kehidupannya.
Combs
memberikan lukisan persepsi diri dan persepsi dunia seseorang seperti dua
lingkaran (besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu . Lingkaran kecil (1)
adalah gambaran dari persepsi diri dan lingkaran besar (2) adalah persepsi
dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri makin berkurang
pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit hubungan
dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.
2. Abraham
Maslow
Teori
Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal:
a) Suatu
usaha yang positif untuk berkembang.
b) Kekuatan
untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Pada diri masing-masing orang mempunyai
berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang,
takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki
dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk
lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua
kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu
juga ia dapat menerima diri sendiri (self).
Bila seseorang telah dapat memenuhi
kebutuhan pertama, seperti kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat menginginkan
kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan rasa aman dan
seterusnya. Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk
memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Hierarki kebutuhan manusia menurut
Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang harus diperhatikan oleh guru
pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia mengatakan bahwa perhatian dan motivasi
belajar ini mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi.
3.
Carl Ransom Rogers
Rogers
membedakan dua tipe belajar, yaitu:
a) Kognitif
(kebermaknaan).
b) Experiential
(pengalaman atau signifikansi).
Guru menghubungkan pengetahuan akademik
ke dalam pengetahuan terpakai seperti memperlajari mesin dengan tujuan untuk
memperbaikai mobil. Experiential Learning menunjuk pada pemenuhan kebutuhan dan
keinginan siswa. Kualitas belajar experiential learning mencakup : keterlibatan
siswa secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri, dan adanya
efek yang membekas pada siswa.
Dari bukunya Freedom To Learn, ia
menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip dasar humanistik yang penting diantaranya
ialah:
a) Manusia
itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.
b) Belajar
yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai
relevansi dengan maksud-maksud sendiri.
c) Belajar
yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri diangap
mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.
d) Tugas-tugas
belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan diasimilasikan
apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.
e) Apabila
ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai
cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.
f) Belajar
yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.
g) Belajar
diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut
bertanggungjawab terhadap proses belajar itu.
h) Belajar
inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan maupun
intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari.
i)
Kepercayaan terhadap
diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah dicapai terutama jika siswa
dibiasakan untuk mawas diri dan mengritik dirinya sendiri dan penilaian dari
orang lain merupakan cara kedua yang penting.
j)
Belajar yang paling
berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar mengenai proses
belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman dan
penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai proses perubahan itu. Wasty
Soemanto, (1987:129)
C. Proses
Belajar Menurut Teori Humanistik
Peranan
Siswa (Si-belajar) mengaktualisasikan dirinya, mampu
mengembangkan potensinya secara utuh, bermakna dan berfungsi bagi kehidupan
dirinya dan lingkungannya.
Peranan
Guru. Psikologi humanistik memberi perhatian
atas guru sebagai fasilitator. Berikut ini adalah berbagai cara untuk memberi
kemudahan belajar dan berbagai kualitas fasilitator. Ini merupakan ikhtisar
yang sangat singkat dari beberapa (petunjuk):
1. Fasilitator
sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi kelompok,
atau pengalaman kelas
2. Fasilitator
membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam
kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum.
3. Dia
mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk melaksanakan
tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang
tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi.
4. Dia
mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling luas
dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan mereka.
5. Dia
menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat
dimanfaatkan oleh kelompok.
6. Di
dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan menerima baik
isi yang bersifat intelektual dan sikap-sikap perasaan dan mencoba untuk
menanggapi dengan cara yang sesuai, baik bagi individual ataupun bagi kelompok
7. Bilamana
cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-sngsur dapat
berperanan sebagai seorang siswa yang turut berpartisipasi, seorang anggota
kelompok, dan turut menyatakan pendangannya sebagai seorang individu, seperti
siswa yang lain.
8. Dia
mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan juga
pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai
suatu andil secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh siswa
9. Dia
harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya perasaan
yang dalam dan kuat selama belajar.
10.
Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator,
pimpinan harus mencoba untuk mengenali dan menerima
keterbatasan-keterbatasannya sendiri.
D. Kelebihan
dan Kekurangan Teori Humanistik
1. Kelebihan
Teori Humanistik
a) Teori
ini cocok untuk diterapkan dalam materi pembelajaran yang bersifat pembentukan
kepribadian, hati nurani, perubahan sikap dan analisis terhadap fenomena
sosial.
b) Indikator
dari keberhasilan alokasi ini adalah siswa merasa senang. Bergairah,
berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap
atas kemauan sendiri.
c) Siswa
diharapkan menjadi manusia yang bebas, tidak terikat oleh pendapat orang lain
dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi
hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang
berlaku.
2. Kekurangan
Teori Humanistik
a) Siswa
yang tidak mau memahami potensi dirinya akan ketinggalan dalam proses belajar.
b) Siswa
yang tidak aktif dan malas belajar akan merugikan diri sendiri dalam proses
belajar.
E. Aplikasi
Teori Humanistik dalam Pembelajaran
Teori
humanistik akan sangat membantu para pendidik dalam memahami arah belajar pada
dimensi yang lebih luas sehingga upaya pembelajaran apapun dan pada konteks
manapun akan selalu diarahkan untuk mencapai pembelajaran yang praktis dan
operasional, namun sumbangan teori ini sangat besar, dapat membantu para guru
dan pendidik memahami hakikat kejiwaan manusia. Dapat menentukan
komponen-komponen pembelajaran seperti perumusan tujuan, pemilihan strategi
pembelajaran serta pengembangan alat evaluasi kearah pembentukan manusia yang
dicitakan.
Dalam
prakteknya teori humanistik ini cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir
induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara
aktif dalam proses belajar. Oleh sebab itu, walaupun secara eksplisit belum ada
pedoman baku tentang langkah-lagkah pembelajaran dengan pendekatan humanistik,
namun paling tidak langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh Suciati
dan Prasetya Irawan (2001) dapat digunakan sebagai acuan. Langkah-langkah yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Menentukan
tujuan-tujuan pembelajaran.
2. Menetukan
materi pelajaran.
3. Mengidentifikasi
kemampuan awal siswa.
4.
Mengidentifikasi
topik-topik pelajaran yang memungkinkan siswa secara aktif melibatkan diri atau
mengalami dalam belajar.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori
humanisme merupakan konsep belajar yang lebih melihat pada sisi perkembangan
kepribadian manusia. Berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut.Teori belajar
humanistik sifatnya sangat mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses
belajar itu. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep
pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan dan bertujuan untuk
memanusiakan manusia itu sendiri serta tentang proses belajar dalam bentuknya
yang paling ideal.Asri Budiningsih,(2005:68).
Peranan
Siswa (Si-belajar) mengaktualisasikan dirinya, mampu
mengembangkan potensinya secara utuh, bermakna dan berfungsi bagi kehidupan
dirinya dan lingkungannya. Peranan Guru. Psikologi humanistik memberi
perhatian atas guru sebagai fasilitator. Berikut ini adalah berbagai cara untuk
memberi kemudahan belajar dan berbagai kualitas fasilitator.
adapun kelebihan Teori
Humanistik adalah :Teori ini cocok untuk diterapkan dalam materi pembelajaran
yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap dan analisis
terhadap fenomena sosial, Indikator dari keberhasilan alokasi ini adalah siswa
merasa senang. Bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola
pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri, dan Siswa diharapkan menjadi
manusia yang bebas, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur
pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain
atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku.
Adapun
kekurangan Teori Humanistik adalah: Siswa yang tidak mau memahami potensi
dirinya akan ketinggalan dalam proses belajar, dan Siswa yang tidak aktif dan
malas belajar akan merugikan diri sendiri dalam proses belajar.
Dalam
prakteknya teori humanistik ini cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir
induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara
aktif dalam proses belajar. Oleh sebab itu, walaupun secara eksplisit belum ada
pedoman baku tentang langkah-lagkah pembelajaran dengan pendekatan humanistik,
namun paling tidak langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh Suciati
dan Prasetya Irawan (2001) dapat digunakan sebagai acuan. Langkah-langkah yang
dimaksud adalah sebagai berikut: Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran,
Menetukan materi pelajaran, Mengidentifikasi kemampuan awal siswa, dan Mengidentifikasi
topik-topik pelajaran yang memungkinkan siswa secara aktif melibatkan diri atau
mengalami dalam belajar.
B. Saran
Meskipun kami menginginkan
kesempurnaan makalah ini, akan tetapi pada pada kenyataannya masih banyak
kekurangan yang perlu kami perbaiki. Hal ini disebabkan masih minimnya
pengetahuan kami.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat kami harapkan sebagai bahan evaluasi kedepannya.
Daftar
Pustaka
Badruzzaman. 2018. Teori belajar humanistik dan penerapannya. https://www.dasarguru.com/teori-belajar-humanistik-dan-penerapannya.html
diakses 21 November 2018
Fauzia. 2013. Teori belajar humanisme. http://rumbifauziah.blogspot.com/2013/05/teori-belajar-humanisme.html
diakses 20 November 2018
Kurniawan. 2013. Makalah
teori belajar humanisme. http://isqalkurniawan.blogspot.com/2013/03/makalah-teori-belajar
humanisme.html diakses 21 November
2018
Arief. 2013. Teori
belajar humanistik dan implikasinya dalam
pembelajaran. http://abiavisha.blogspot.com/2013/12/teori-belajar-humanistik-dan.html
diakses 20 November 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar