IT'S ABOUT KNOWLEDGE

Selamat Mengcopas, Jangan lupa sertakan sumber gan :v agar kita semua bahagia

Rabu, 09 Oktober 2019

Makalah Pembelajaran Kontekstual



MAKALAH TEORI BELAJAR & PEMBELAJARAN
“Pembelajaran Kontekstual”

Disusun Oleh
Nama     : Afifah Rahman
NIM       : H0417014
Kelas      : FISIKA B/2017


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2018




KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq dan hidayahNya kepada saya yang telah menyelesaikan tugas ini. Tugas ini merupakan kajian  tentang “ Pembelajaran Kontekstual ” Secara khusus tugas ini disusun sedemikian rupa
Dalam penyusunan tugas ini tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun, saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyelesaian tugas ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua dan teman-teman, sehingga kendala-kendala yang saya hadapi teratasi. Oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih kepada:
1.      Ibu dosen yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada saya, sehingga saya termotivasi dalam penyelesaiannya.
2.      Teman yang turut membantu, membimbing saya dalam mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini bisa selesai.
Saya sadar bahwa dalam pembuatan tugas ini terdapat banyak kekurangan. Saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna meningkatkan kualitas pembuatan yang selanjutnya. Harapan saya, rampungan tugas ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca khususnya dalam mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran.
Majene,  12  Desember 2018


Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A.         Latar Belakang

 Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan memgetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi menggingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekalianak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjangPendekatan kontektual (Contextual Teaching and Learning /CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkanantara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuanyang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu,hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
 Proses pembelajaran berlansung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripadahasilDalam kelas kontektual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusandengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kataguru.Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual

B.            Rumusan Masalah

1.    Apa pengertian dari CTL ?
2.    Apa yang dimaksud dengan pemikiran tentang belajar?
3.    Apa hakekat dan pengertian Pembelajaran Kontekstual?
4.    Bagaimana perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional?
5.    Bagaimana penerapan Pendekatan Kontekstual? Dan apa saja komponen Pembelajaran Kontekstual itu?
6.    Apa karakteristik Pembelajaran Kontekstual? Serta bagaimana menyusun Rencana Pembelajaran Berbasis Kontekstual?

C.           Tujuan Penyusunan

Untuk Mengetahui :
1.    Apa pengertian dari CTL
2.    Apa yang dimaksud dengan pemikiran tentang belajar
3.    Apa hakekat dan pengertian Pembelajaran Kontekstual
4.    Bagaimana perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional
5.    Bagaimana penerapan Pendekatan Kontekstual Dan apa saja komponen Pembelajaran Kontekstual itu
6.    Apa karakteristik Pembelajaran Kontekstual serta bagaimana menyusun Rencana Pembelajaran Berbasis Kontekstual

D.         Metode Penyusunan

Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode studi pustaka dan penulusuran melalui internet untuk menunjangkelengkapan materi makalah tersebut.





BAB II

PEMBAHASAN

A.           Pengertian CTL

Contextual Teaching and Learning  (CTL) merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dankultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya. CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannyadengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.

B.                 Pemikiran Tentang Belajar

Dalam Contextual teaching and learning (CTL) diperlukan sebuah pendekatan yang lebih memberdayakan siswa dengan harapansiswa mampu mengkonstruksikan pengetahuan dalam benak mereka, bukan menghafalkan fakta. Disamping itu siswa belajar melalui mengalami bukan menghafal, mengingat pengetahuan bukan sebuah perangkat fakta dan konsep yang siap diterima akantetapi sesuatu yang harus dikonstruksi oleh siswa. Dengan rasional tersebut pengetahuan selalu berubah sesuai dengan perkembangan jaman.Pendekatan kontekstual mendasarkan diri pada kecenderungan pemikiran tentang belajar sebagai berikut:

1.    Proses belajar
a)      Belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus mengkontruksi pengetahuan di benak mereka.
b)      Anak belajar dari mengalami. Anak mencatat sendiri pola-pola bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu sajaoleh guru.
c)      Para ahli sepakat bahwa pengetahuan yang dimiliki sesorang itu terorganisasi dan mencerminkan pemahaman yang mendalamtentang sesuatu persoalan.
d)     Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilanyang dapat diterapkan.
e)      Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi baru.
f)       Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide.
g)      Proses belajar dapat mengubah struktur otak. Perubahan struktur otak itu berjalan terus seiring dengan perkembanganorganisasi pengetahuan dan keterampilan sesorang.
2.     Transfer Belajar
a)      Siswa belajar dari mengalami sendiri, bukan dari pemberian orang lain.
b)      Keterampilan dan pengetahuan itu diperluas dari konteks yang terbatas (sedikit demi sedikit)
c)      Penting bagi siswa tahu untuk apa dia belajar dan bagaimana ia menggunakan pengetahuan dan keterampilan itu
3.         Siswa sebagai Pembelajar
a)      Manusia mempunyai kecenderungan untuk belajar dalam bidang tertentu, dan seorang anak mempunyai kecenderungan untuk  belajar dengan cepat hal-hal baru.
b)      Strategi belajar itu penting. Anak dengan mudah mempelajari sesuatu yang baru. Akan tetapi, untuk hal-hal yang sulit, strategi belajar amat penting.
c)      Peran orang dewasa (guru) membantu menghubungkan antara yang baru dan yang sudah diketahui.
d)     Tugas guru memfasilitasi agar informasi baru bermakna, memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan danmenerapkan ide mereka sendiri, dan menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri.
4.    Pentingnya Lingkungan Belajar
a)      Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Dari guru akting di depan kelas, siswa menontonke siswa akting bekerja dan berkarya, guru mengarahkan. 
b)      Pengajaran harus berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan pengetahuan baru mereka.Strategi belajar lebihdipentingkan dibandingkan hasilnya.
c)      Umpan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses penilaian yang benar.
d)     Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu penting.

C.                Pengertian Pembelajaran Kontekstual
Pada hakekatnya Pembelajarn kontekstual (Contextual Teaching and learning ) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antaramateri yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning),
Pembelajaran kontekstual sendiri merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaranyang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial,dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.
Pembelajaran kontekstual juga merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata danmendorong pebelajar membuat hubungan antara materi yang diajarkannya dengan penerapannya dalam kehidupan merekasebagai anggota dan masyarakat.
menemukan (Inquiri), masyarakat belajar (Learning Communit), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (AuthenticAssessment).

D.           Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional Kontekstual

1.    Pendekatan Konstetual
a)      Menyandarkan pada pemahaman makna.
b)      Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa.
c)      Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
d)     Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata/masalah yang disimulasikan.
e)      Selalu mengkaitkan informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
f)       Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang.
g)      Siswa menggunakan waktu belajarnya untuk menemukan, menggali, berdiskusi, berpikir kritis, atau mengerjakan proyek dan pemecahan masalah (melalui kerja kelompok).
h)      Perilaku dibangun atas kesadaran diri.
i)        Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman.
j)         Hadiah dari perilaku baik adalah kepuasan diri. yang bersifat subyektif.
k)      Siswa tidak melakukan hal yang buruk karena sadar hal tersebut merugikan.
l)        Perilaku baik berdasarkan motivasi intrinsik.
m)    Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks dan setting.
n)      Hasil belajar diukur melalui penerapan penilaian autentik.
2.    Tradisional
a)      Menyandarkan pada hapalan
b)      Pemilihan informasi lebih banyak ditentukan oleh guru.
c)      Siswa secara pasif menerima informasi, khususnya dari guru.
d)     Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis, tidak bersandar pada realitas kehidupan.
e)      Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai saatnya diperlukan.
f)       Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu.
g)      Waktu belajar siswa sebagian besar dipergunakan untuk mengerjakan buku tugas, mendengar ceramah, dan mengisi latihan(kerja individual).
h)      Perilaku dibangun atas kebiasaan.
i)        Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan.
j)        Hadiah dari perilaku baik adalah pujian atau nilai rapor.
k)       Siswa tidak melakukan sesuatu yang buruk karena takut akan hukuman.
l)        Perilaku baik berdasarkan motivasi entrinsik.
m)    Pembelajaran terjadi hanya terjadi di dalam ruangan kelas.
n)      Hasil belajar diukur melalui kegiatan akademik dalam bentuk tes/ujian/ulangan.

E.            Penerapan Pendekatan Kontekstual di Kelas

   Pembelajaran Kontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapunkeadaannya. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkahnya sebagai berikut ini.Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
1.    Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik 
2.    Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
3.    Ciptakan masyarakat belajar.
4.    Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
5.    Lakukan refleksi di akhir pertemuanLakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara


Perlu kita ketahui ada tujuh komponen dasar pembelajaran kontekstual, diantaranya yaitu:
1.    Konstruktivisme
a)      Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal.
b)      Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan
2.    Inquiry
a)      Proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman.
b)      Siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis
3.    Questioning (Bertanya)
a)      Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa.
b)      Bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis inquiry
4.    Learning Community (Masyarakat Belajar)
a)      Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar.
b)      Bekerjasama dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri.
c)      Tukar pengalaman.
d)     Berbagi ide
5.    Modeling (Pemodelan)
a)      Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan belajar.
b)      Mengerjakan apa yang guru inginkan agar siswa mengerjakannya
6.    Reflection ( Refleksi)
a)      Cara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari.
b)      Mencatat apa yang telah dipelajari.
c)      Membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok 
7.    Authentic Assessment (Penilaian Yang Sebenarnya)
a)      Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa.
b)      Penilaian produk (kinerja).
c)      Tugas-tugas yang relevan dan kontekstual

F.            Karakteristik Pembelajaran Kontekstual  dan Menyusun Rencana Pembelajaran Berbasis Kontekstual

1.    Kerjasama
2.    Saling menunjang
3.    Menyenangkan, tidak membosankan
4.    Belajar dengan bergairah
5.    Pembelajaran terintegrasi
6.    Menggunakan berbagai sumber 
7.    Siswa aktif 
8.    Sharing dengan teman
9.    Siswa kritis guru kreatif 
10.     Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor dan lain-lain
11.     Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa, laporan hasil pratikum, karangan siswa dan lain-lain.

Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajarinya. Dalam program tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, materi pembelajaran,langkah-langkah pembelajaran, dan authentic assessmennya.
Dalam konteks itu, program yang dirancang guru benar-benar rencana pribadi tentang apa yang akan dikerjakannya bersamasiswanya.Secara umum tidak ada perbedaan mendasar format antara program pembelajaran konvensional dengan program pembelajarankontekstual. Sekali lagi, yang membedakannya hanya pada penekanannya. Program pembelajaran konvensional lebihmenekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai (jelas dan operasional), sedangkan program untuk pembelajaran kontekstuallebih menekankan pada skenario pembelajarannya. Atas dasar itu, saran pokok dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis kontekstual adalah sebagai berikut. 
Nyatakan kegiatan pertama pembelajarannya, yaitu sebuah pernyataan kegiatan siswa yang merupakan gabungan antara Standar Kompetensi, Kompetensi dasar, Materi Pokok dan Pencapaian Hasil Belajar.
1.    Nyatakan tujuan umum pembelajarannya.
2.    Rincilah media untuk mendukung kegiatan itu
3.    Buatlah skenario tahap demi tahap kegiatan siswa
4.    Nyatakan authentic assessmentnya, yaitu dengan data apa siswa dapat diamati partisipasinya dalam pembelajaran.



BAB III

PENUTUP 

A.         Kesimpulan

Contextual Teaching and Learning  (CTL) merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dankultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.
CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannyadengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.

B.          Saran
Setiap guru atau tenaga pendidik perlu mengetaghui tentang CTL atau metode pembelajaran kontekstual agar guru dan calon guru dapat lebih mengetahui konsep dari model pembelajaran kontekstual dan penerapannya di dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat mempermudah seorang pengajar untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang telah ditetapkan



DAFTAR PUSTAKA

Agustina,Marisa.dkk.2015.Metode Pembelajaran Kontekstual/makalah
Hidayat,Mansur.2015.Pendekatan Kontekstual/makalah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar