“Pembelajaran Kontekstual”
Disusun Oleh
Nama :
Afifah Rahman
NIM :
H0417014
Kelas :
FISIKA B/2017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2018
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufiq dan hidayahNya kepada saya yang telah menyelesaikan tugas ini.
Tugas ini merupakan kajian tentang “ Pembelajaran
Kontekstual ” Secara khusus tugas ini disusun sedemikian rupa
Dalam penyusunan tugas ini tidak sedikit hambatan yang saya
hadapi. Namun, saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyelesaian tugas ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua dan teman-teman,
sehingga kendala-kendala yang saya hadapi teratasi. Oleh karena itu saya
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu dosen yang telah memberikan
tugas dan petunjuk kepada saya, sehingga saya termotivasi dalam
penyelesaiannya.
2. Teman yang turut membantu,
membimbing saya dalam mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini bisa
selesai.
Saya sadar bahwa dalam pembuatan tugas ini terdapat banyak
kekurangan. Saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna
meningkatkan kualitas pembuatan yang selanjutnya. Harapan saya, rampungan tugas
ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca khususnya dalam mata kuliah Teori
Belajar dan Pembelajaran.
Majene, 12
Desember 2018
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada
kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah.
Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya,
bukan memgetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi
terbukti berhasil dalam kompetisi menggingat jangka pendek
tetapi gagal dalam membekalianak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka
panjangPendekatan kontektual (Contextual Teaching and Learning /CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkanantara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuanyang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu,hasil pembelajaran
diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
Proses pembelajaran berlansung alamiah dalam bentuk
kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari
guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripadahasilDalam
kelas kontektual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya.
Maksudnya, guru lebih banyak berurusandengan strategi daripada memberi
informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja
bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa).
Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa
kataguru.Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan
kontekstual
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari CTL ?
2.
Apa yang dimaksud
dengan pemikiran tentang belajar?
3.
Apa hakekat
dan pengertian Pembelajaran Kontekstual?
4.
Bagaimana perbedaan Pendekatan
Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional?
5.
Bagaimana penerapan
Pendekatan Kontekstual? Dan apa saja komponen Pembelajaran
Kontekstual itu?
6.
Apa karakteristik
Pembelajaran Kontekstual? Serta bagaimana menyusun Rencana Pembelajaran
Berbasis Kontekstual?
C. Tujuan Penyusunan
Untuk
Mengetahui :
1.
Apa pengertian dari CTL
2.
Apa yang dimaksud dengan
pemikiran tentang belajar
3.
Apa
hakekat dan pengertian Pembelajaran Kontekstual
4.
Bagaimana perbedaan Pendekatan
Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional
5.
Bagaimana penerapan
Pendekatan Kontekstual Dan apa saja komponen Pembelajaran
Kontekstual itu
6.
Apa karakteristik
Pembelajaran Kontekstual serta bagaimana menyusun Rencana Pembelajaran Berbasis
Kontekstual
D. Metode Penyusunan
Dalam
penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode studi pustaka dan penulusuran
melalui internet untuk menunjangkelengkapan materi makalah tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian CTL
Contextual Teaching and
Learning (CTL)
merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa
untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks
kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dankultural),
sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibel
untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya. CTL disebut
pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkannyadengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota masyarakat.
B. Pemikiran Tentang Belajar
Dalam Contextual teaching and learning (CTL) diperlukan
sebuah pendekatan yang lebih memberdayakan siswa dengan harapansiswa mampu
mengkonstruksikan pengetahuan dalam benak mereka, bukan menghafalkan
fakta. Disamping itu siswa belajar melalui mengalami bukan menghafal,
mengingat pengetahuan bukan sebuah perangkat fakta dan konsep yang
siap diterima akantetapi sesuatu yang harus dikonstruksi oleh siswa. Dengan
rasional tersebut pengetahuan selalu berubah sesuai dengan perkembangan
jaman.Pendekatan kontekstual mendasarkan diri pada kecenderungan pemikiran tentang
belajar sebagai berikut:
1.
Proses belajar
a)
Belajar
tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus mengkontruksi pengetahuan di
benak mereka.
b)
Anak
belajar dari mengalami. Anak mencatat sendiri pola-pola bermakna dari
pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu sajaoleh guru.
c)
Para ahli
sepakat bahwa pengetahuan yang dimiliki sesorang itu terorganisasi
dan mencerminkan pemahaman yang mendalamtentang sesuatu persoalan.
d)
Pengetahuan
tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisah,
tetapi mencerminkan keterampilanyang dapat diterapkan.
e)
Manusia
mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi baru.
f)
Siswa
perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya,
dan bergelut dengan ide-ide.
g)
Proses
belajar dapat mengubah struktur otak. Perubahan struktur otak itu berjalan
terus seiring dengan perkembanganorganisasi pengetahuan dan keterampilan
sesorang.
2.
Transfer
Belajar
a)
Siswa
belajar dari mengalami sendiri, bukan dari pemberian orang lain.
b)
Keterampilan
dan pengetahuan itu diperluas dari konteks yang terbatas (sedikit demi sedikit)
c)
Penting
bagi siswa tahu untuk apa dia belajar dan bagaimana ia menggunakan pengetahuan
dan keterampilan itu
3.
Siswa
sebagai Pembelajar
a)
Manusia
mempunyai kecenderungan untuk belajar dalam bidang tertentu, dan seorang anak
mempunyai kecenderungan untuk belajar dengan cepat hal-hal
baru.
b)
Strategi
belajar itu penting. Anak dengan mudah mempelajari sesuatu yang baru. Akan
tetapi, untuk hal-hal yang sulit, strategi belajar amat penting.
c)
Peran
orang dewasa (guru) membantu menghubungkan antara yang baru dan yang
sudah diketahui.
d)
Tugas guru
memfasilitasi agar informasi baru bermakna, memberi kesempatan kepada
siswa untuk menemukan danmenerapkan ide mereka sendiri, dan menyadarkan
siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri.
4.
Pentingnya
Lingkungan Belajar
a)
Belajar
efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Dari guru akting di depan kelas, siswa menontonke siswa
akting bekerja dan berkarya, guru mengarahkan.
b)
Pengajaran
harus berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan pengetahuan
baru mereka.Strategi belajar lebihdipentingkan dibandingkan hasilnya.
c)
Umpan balik amat penting bagi siswa, yang
berasal dari proses penilaian yang benar.
d)
Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk
kerja kelompok itu penting.
C.
Pengertian Pembelajaran Kontekstual
Pada hakekatnya Pembelajarn
kontekstual (Contextual Teaching and learning ) adalah konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antaramateri yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan
tujuh komponen utama pembelajaran efektif,
yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning),
Pembelajaran
kontekstual sendiri merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan
bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaranyang
dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan
mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial,dan kultural) sehingga siswa
memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan
(ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/
konteks lainnya.
Pembelajaran
kontekstual juga merupakan konsep belajar
yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi
dunia nyata danmendorong pebelajar membuat hubungan antara materi yang
diajarkannya dengan penerapannya dalam kehidupan merekasebagai anggota dan
masyarakat.
menemukan (Inquiri),
masyarakat belajar (Learning Communit), pemodelan (Modeling),
dan penilaian sebenarnya (AuthenticAssessment).
D. Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional Kontekstual
1.
Pendekatan
Konstetual
a)
Menyandarkan pada pemahaman makna.
b)
Pemilihan
informasi berdasarkan kebutuhan siswa.
c)
Siswa terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran.
d)
Pembelajaran
dikaitkan dengan kehidupan nyata/masalah yang disimulasikan.
e)
Selalu mengkaitkan
informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
f)
Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang.
g)
Siswa
menggunakan waktu belajarnya untuk menemukan, menggali, berdiskusi,
berpikir kritis, atau mengerjakan proyek dan pemecahan masalah (melalui
kerja kelompok).
h)
Perilaku
dibangun atas kesadaran diri.
i)
Keterampilan
dikembangkan atas dasar pemahaman.
j)
Hadiah
dari perilaku baik adalah kepuasan diri. yang bersifat subyektif.
k)
Siswa tidak melakukan hal yang buruk karena
sadar hal tersebut merugikan.
l)
Perilaku
baik berdasarkan motivasi intrinsik.
m)
Pembelajaran
terjadi di berbagai tempat, konteks dan setting.
n)
Hasil belajar diukur melalui penerapan
penilaian autentik.
2.
Tradisional
a)
Menyandarkan pada hapalan
b)
Pemilihan
informasi lebih banyak ditentukan oleh guru.
c)
Siswa secara pasif menerima informasi,
khususnya dari guru.
d)
Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis,
tidak bersandar pada realitas kehidupan.
e)
Memberikan tumpukan informasi kepada siswa
sampai saatnya diperlukan.
f)
Cenderung
terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu.
g)
Waktu
belajar siswa sebagian besar dipergunakan untuk mengerjakan buku
tugas, mendengar ceramah, dan mengisi latihan(kerja individual).
h)
Perilaku dibangun atas kebiasaan.
i)
Keterampilan
dikembangkan atas dasar latihan.
j)
Hadiah
dari perilaku baik adalah pujian atau nilai rapor.
k)
Siswa
tidak melakukan sesuatu yang buruk karena takut akan hukuman.
l)
Perilaku
baik berdasarkan motivasi entrinsik.
m)
Pembelajaran
terjadi hanya terjadi di dalam ruangan kelas.
n)
Hasil
belajar diukur melalui kegiatan akademik dalam bentuk tes/ujian/ulangan.
E. Penerapan Pendekatan Kontekstual di Kelas
Pembelajaran Kontekstual dapat diterapkan
dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang
bagaimanapunkeadaannya. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dalam kelas cukup
mudah. Secara garis besar, langkahnya sebagai berikut ini.Kembangkan pemikiran
bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan
mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
1.
Laksanakan
sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik
2.
Kembangkan
sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
3.
Ciptakan masyarakat belajar.
4.
Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
5.
Lakukan refleksi di
akhir pertemuanLakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara
Perlu
kita ketahui ada tujuh komponen dasar pembelajaran kontekstual, diantaranya
yaitu:
1.
Konstruktivisme
a)
Membangun
pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal.
b)
Pembelajaran
harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan
2.
Inquiry
a)
Proses perpindahan dari pengamatan menjadi
pemahaman.
b)
Siswa
belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis
3. Questioning (Bertanya)
a)
Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing
dan menilai kemampuan berpikir siswa.
b)
Bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam
pembelajaran yang berbasis inquiry
4.
Learning
Community (Masyarakat Belajar)
a)
Sekelompok
orang yang terikat dalam kegiatan belajar.
b)
Bekerjasama
dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri.
c)
Tukar pengalaman.
d)
Berbagi ide
5.
Modeling (Pemodelan)
a)
Proses penampilan suatu contoh agar orang lain
berpikir, bekerja dan belajar.
b) Mengerjakan apa yang guru inginkan agar siswa
mengerjakannya
6.
Reflection (
Refleksi)
a)
Cara berpikir tentang apa yang telah kita
pelajari.
b)
Mencatat apa yang telah dipelajari.
c)
Membuat jurnal, karya seni, diskusi
kelompok
7.
Authentic
Assessment (Penilaian Yang Sebenarnya)
a)
Mengukur
pengetahuan dan keterampilan siswa.
b)
Penilaian produk (kinerja).
c)
Tugas-tugas yang relevan dan kontekstual
F. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual dan Menyusun Rencana Pembelajaran Berbasis Kontekstual
1.
Kerjasama
2.
Saling menunjang
3.
Menyenangkan, tidak membosankan
4.
Belajar dengan bergairah
5.
Pembelajaran terintegrasi
6.
Menggunakan berbagai sumber
7.
Siswa aktif
8.
Sharing dengan
teman
9.
Siswa kritis guru kreatif
10.
Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil
kerja siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor dan lain-lain
11.
Laporan kepada orang tua bukan hanya
rapor tetapi hasil karya siswa, laporan hasil pratikum, karangan siswa dan
lain-lain.
Dalam pembelajaran kontekstual, program
pembelajaran lebih merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru,
yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan
bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajarinya. Dalam program tercermin
tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, materi
pembelajaran,langkah-langkah pembelajaran, dan authentic assessmennya.
Dalam konteks itu, program yang dirancang
guru benar-benar rencana pribadi tentang apa yang akan dikerjakannya
bersamasiswanya.Secara umum tidak ada perbedaan mendasar format antara
program pembelajaran konvensional dengan program pembelajarankontekstual.
Sekali lagi, yang membedakannya hanya pada penekanannya. Program
pembelajaran konvensional lebihmenekankan pada deskripsi tujuan yang akan
dicapai (jelas dan operasional), sedangkan program untuk pembelajaran
kontekstuallebih menekankan pada skenario pembelajarannya. Atas dasar itu,
saran pokok dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis kontekstual
adalah sebagai berikut.
Nyatakan kegiatan pertama pembelajarannya,
yaitu sebuah pernyataan kegiatan siswa yang merupakan gabungan antara Standar Kompetensi,
Kompetensi dasar, Materi Pokok dan Pencapaian Hasil Belajar.
1.
Nyatakan tujuan umum pembelajarannya.
2.
Rincilah media untuk mendukung kegiatan itu
3.
Buatlah skenario tahap demi tahap kegiatan
siswa
4.
Nyatakan authentic assessmentnya, yaitu dengan
data apa siswa dapat diamati partisipasinya dalam pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Contextual Teaching and
Learning (CTL)
merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa
untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks
kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dankultural),
sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibel
untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.
CTL disebut pendekatan kontektual karena
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannyadengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.
B.
Saran
Setiap
guru atau tenaga pendidik perlu mengetaghui tentang CTL atau metode pembelajaran
kontekstual agar guru dan calon guru dapat lebih mengetahui konsep dari
model pembelajaran kontekstual dan penerapannya di dalam proses belajar
mengajar, sehingga dapat mempermudah seorang pengajar untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional yang telah ditetapkan
DAFTAR PUSTAKA
Agustina,Marisa.dkk.2015.Metode
Pembelajaran Kontekstual/makalah
Hidayat,Mansur.2015.Pendekatan Kontekstual/makalah
http://gakuseishinsetsu.wordpress.com/2010/01/06/model-pembelajaran-konstektual. Diakses
pada 06 Desember 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar