“Studi
lapangan ke Museum Mandar dan Taman Baca Imanggeliwu”
Disusun
Oleh
Nama : Afifah Rahman
NIM : HO417014
Prodi : Pendidikan Fisika
Kelas/Ang : Fisika B/2017
Program
Studi Pendidikan Fisika
Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas
Sulawesi Barat
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufiq dan hidayahNya kepada saya yang telah menyelesaikan penyusunan laporan
ini. Laporan ini merupakan laporan tentang “ Studi Lapangan ke Museum Mandar
dan Taman Baca Imanggelewu”. Secara khusus laporan ini disusun sedemikian rupa
Dalam penyusunan laporan ini tidak sedikit hambatan yang
saya hadapi. Namun, saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan laporan
ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua dan
teman-teman, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi. Oleh karena
itu saya mengucapkan terimakasih kepada:
- Bapak dosen yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada saya, sehingga saya termotivasi dalam menyelesaikan tugas laporan ini.
- Teman yang turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas laporan ini bisa selesai.
Saya sadar bahwa dalam pembuatan laporan ini terdapat banyak
kekurangan. Saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna
meningkatkan kualitas pembuatan laporan yang selanjutnya. Saya sadar bahwa
kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Harapan saya, laporan ini
dapat memberikan manfaat kepada pembaca khususnya dalam mata kuliah Wawasan
Sosial Budaya.
Majene,
23 Mei 2018
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar
i
Daftar Isi
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
A.
Latar Belakang
1
B.
Tujuan Penulisan Laporan
2
BAB II Laporan Kegiatan
3
A.
Museum Mandar
3
B.
Rumah Baca Imanggeliwu
6
C. Nilai-nilai Yang
Dikaji
8
BAB III PENUTUP
9
A.
Kesimpulan
9
B.
Saran
9
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan ialah sebuah
bentuk dokumen atau penyajian yang berisi tentang fakta suatu keadaan atau
kegiatan. Fakta yang disajikan dan dirangkai tersebut berkaitan dengan tanggung
jawab yang diberikan kepada orang bersangkutan. Fakta ini berisi sebuah
keterangan ataupun informasi yang didapatkan dari pengamatan atau yang dialami
oleh orang yang diberi tanggung jawab. Kali ini saya akan menyajikan laporan
kunjungan lapangan ke Museum Mandar dan Taman Baca Imanggalewu.
Museum Daerah Mandar didirikan berdasarkan
salah satu keputusan Seminar Kebudayaan Mandar di Majene pada 2 Agustus 1984.
Usul pendirian Museum Mandar disambut baik oleh Pemda Tingkat II Kabupaten
Majene dengan menunjuk bekas rumah kediaman Bupati Kepala Daerah Tingkat II
Kabupaten Majene yang sementara ditempati oleh Pembantu Gubernur Wilayah I
Mandar. Didirikan juga Yayasan Museum Mandar oleh beberapa tokoh masyarakat
dengan tujuan meningkatkan pembangunan dalam bidang pelestarian benda-benda
budaya. Pada 1989 status hukum Museum Mandar Majene dialihkan dari status
swasta (yayasan) menjadi Museum Daerah. Diputuskan pula pemindahan lokasi
museum dari lokasi lama ke seluruh bangunan bekas rumah sakit umum Majene
sampai sekarang. Museum Mandar mempunyai koleksi sejumlah 1.304 buah, meliputi
koleksi geologi, geografi, biologi, etnografi, arkeologi, sejarah, numismatik,
heraldik, filologi, keramik, senirupa, dan teknologi.
Rumah Bacaan Imanggeliwu adalah
sebuah tempat/wadah yang didirikan dan dikelola baik oleh salah seorang
tokoh masyarakat yang didukung oleh
pemerintah setempat dalam rangka penyediaan akses layanan bahan bacaan bagi
masyarakat sekitar sebagai salah satu sarana utama dalam perwujudan konsep
pembelajaran sepanjang hayat untuk mendukung peningkatan kualitas hidup
masyarakat sekitar.
Pada
kesempatan kali ini saya akan menyajikan laporan berdasarkan hasil kunjungan ke
Museum Mandar dan Taman Baca Imanggeliwu yang sudah saya lakukan.
B. Tujuan Kegiatan
Menambah wawasan mahasiswa
baik itu dari segi ilmiah dan non ilmiah melalui kunjungan langsung ke lapangan
sebagai bentuk apresiasi dalam pembangunan dan perkembangan dunia pendidikan.
BAB II
LAPORAN KEGIATAN
A. Museum Mandar
Museum Daerah Mandar didirikan berdasarkan
salah satu keputusan Seminar Kebudayaan Mandar di Majene pada 2 Agustus 1984.
Usul pendirian Museum Mandar disambut baik oleh Pemda Tingkat II Kabupaten
Majene dengan menunjuk bekas rumah kediaman Bupati Kepala Daerah Tingkat II
Kabupaten Majene yang sementara ditempati oleh Pembantu Gubernur Wilayah I
Mandar. Didirikan juga Yayasan Museum Mandar oleh beberapa tokoh masyarakat
dengan tujuan meningkatkan pembangunan dalam bidang pelestarian benda-benda
budaya. Pada 1989 status hukum Museum Mandar Majene dialihkan dari status
swasta (yayasan) menjadi Museum Daerah. Diputuskan pula pemindahan lokasi
museum dari lokasi lama ke seluruh bangunan bekas rumah sakit umum Majene
sampai sekarang. Museum Mandar mempunyai koleksi sejumlah 1.304 buah, meliputi
koleksi geologi, geografi, biologi, etnografi, arkeologi, sejarah, numismatik,
heraldik, filologi, keramik, senirupa, dan teknologi.
Pada Laporan kali ini
saya mengkaji atau membahas tentang peninggalan-peninggalan masyarakat mandar
zaman dahulu terkait bidang atau ruang lingkup teknologi.
Teknologi adalah keseluruhan
sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan
kenyamanan hidup manusia. Penggunaan teknologi oleh
manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana.
Penemuan prasejarah tentang kemampuan
mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan
sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu
manusia dalam beperjalanan dan mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan
teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin cetak, telepon, dan Internet, telah memperkecil hambatan fisik
terhadap komunikasi dan memungkinkan
manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global. Tetapi, tidak semua
teknologi digunakan untuk tujuan damai; pengembangan senjata penghancur yang semakin hebat telah
berlangsung sepanjang sejarah, dari pentungan sampai senjata nuklir.
Teknologi
telah mempengaruhi masyarakat dan sekelilingnya dalam banyak cara. Di
banyak kelompok masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi (termasuk ekonomi global masa kini) dan telah
memungkinkan bertambahnya kaum senggang. Banyak proses teknologi
menghasilkan produk sampingan yang tidak dikehendaki, yang disebut pencemar, dan menguras sumber daya alam, merugikan,
dan merusak Bumi dan lingkungannya. Berbagai macam penerapan teknologi telah
memengaruhi nilai suatu masyarakat, dan
teknologi baru seringkali mencuatkan pertanyaan-pertanyaan etika baru. Sebagai
contoh, meluasnya gagasan tentang efisiensi dalam konteks produktivitas manusia,
suatu istilah yang pada awalnynya hanya menyangkut permesinan, contoh lainnya
adalah tantangan norma-norma tradisional.
![]() |
Perkembangan teknologi yang ada tidak hanya merambat didunia luar saja, namun tanpa kita sadari bahwa masyarakat mandar zaman dahulu juga merasakan dan atau mengikuti perkembangan zaman bersamaan dengan perkembangan teknologinya. Berdasarkan hasil kunjungan ke Museum Mandar, ada banyak peninggalan-peninggalan yang membuktikan bahwa di tanah mandar dahulu bersama dengan masyrakat mandar turut berperan dalam perkembangan teknologi atau menjadi pengguna atau penikmat dari perkembangan teknologi. Beberapa peninggalan-peninggalan diantaranya akan saya cantumkan sebagai berikut :
1.
Alat perburuan/perang

2.
![]() |
![]() |
||
Perkakas Dapur/ Alat-alat Rumah Tangga
![]() |
![]() |
||
3.
![]() |
Mata Pencaharian

![]() |
4.
![]() |
![]() |
||
Tempat Tinggal /Sarana Umum
Berikut beberapa gambar peninggalan masyarakat mandar
zaman dahulu yang dapat saya sertakan sebagai bukti dari bahwa dahulu
masyarakat turut berperan dalam perkembangan teknologi yang ada, baik itu
sebagai pengguna teknologi atau pengembang teknologi.
B. Rumah Baca Imanggeliwu
Seiring
perkembangan zaman, dunia modern mulai merajalela kehidupan masyarakat terutama
dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan zaman dalam rana kemodernan ini tak
terlalu berdampak baik bagi kehidupan masyarakat pada umumnya. Beberapa dampak
buruk diantaranya adalah menurunnya kesadaran literasi dalam jiwa masyarakat.
Ini disebabkan oleh tidak mampunya seseorang memilah sesuatu yang berkembang
dalam lingkungannya secara baik dan benar. Walau demikian ada juga sebagian
masyarakat yang tetap sadar akan pentingnya menanamkan semangat literasi pada
diri sendiri dan orang lain.
Kebiasaan dalam
masyarakat lambat laun akan berubah, ia menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungannya yang mana dipengaruhi oleh modernisasi. Namun kebiasaan-kebiasaan
dalam masyarakat tidak akan mengalami
perubahan secara signifikan apabila memiliki akar budaya yang kuat. Hal inilah
yang mendasari atau menggerakkan hati seseorang untuk berjuang menyelamatkan
budaya dalam lingkungannya.
Salah seorang tokoh
masyarakat di desa Teppo ini menjadikan literasi sebagai jalan utama untuk
tetap mempertahankan suatu budaya dalam lingkungannya secara khusus maupun
secara luas, dengan demikian beliau memutuskan untuk membuat suatu lapak baca yang disediakan untuk masyarakat
sekitar terutamanya. Lapak baca ini dikenal dengan nama “Rumah Baca
Imanggeliwu”
Rumah Bacaan Imanggeliwu adalah sebuah tempat/wadah yang
didirikan dan dikelola baik oleh salah seorang tokoh masyarakat yang didukung oleh pemerintah
setempat dalam rangka penyediaan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat
sekitar sebagai salah satu sarana utama dalam perwujudan konsep pembelajaran
sepanjang hayat untuk mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar.
![]() |
![]() |
||
Penyediaan buku di Rumah Baca Imanggeliwu ini sangat beragam, diantaranya buku mengenai tentang teknologi, budaya, dan sains. Beberapa buku yang sempat saya dokumentasikan adalah sebagai berikut.
C. Nilai-Nilai Yang
Dikaji
1. Banyak hal baru
yang dapat kita pelajari dari kunjungan tempat wisata seperti Museum Mandar,
terutama kita dapat mengetahui bagaimana sejarah pendirian museum ini dan
sejarah-sejarah perkembangan teknologi di Mandar pada zaman dahulu.
2. Pentingnya
menanamkan semangat literasi dalam diri kita dan orang lain dengan mewujudkan
kepentingan bersama yaitu menjaga budaya-budaya dilingkungan kita. Salah satu
media perwujudannya seperti membuat lapak baca guna menjaga rusaknya kebudayaan
akibat modernisasi yang tak tersaring.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perkembangan
teknologi yang ada tidak hanya merambat didunia luar saja, namun tanpa kita
sadari bahwa masyarakat mandar zaman dahulu juga merasakan dan atau mengikuti
perkembangan zaman bersamaan dengan perkembangan teknologinya. Berdasarkan
hasil kunjungan ke Museum Mandar, ada banyak peninggalan-peninggalan yang
membuktikan bahwa di tanah mandar dahulu bersama dengan masyrakat mandar turut
berperan dalam perkembangan teknologi atau menjadi pengguna atau penikmat dari
perkembangan teknologi.
Perwujudan
seseorang dalam menanamkan semangat literasi dalam lingkungannya adalah dengan
membuat lapak baca berupa rumah baca. Rumah baca ini dikenal dengan sebutan
Rumah Baca Imanggeliwu. Rumah Bacaan
Imanggeliwu adalah sebuah tempat/wadah yang didirikan dan dikelola baik
oleh salah seorang tokoh masyarakat yang
didukung oleh pemerintah setempat dalam rangka penyediaan akses layanan bahan
bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai salah satu sarana utama dalam perwujudan
konsep pembelajaran sepanjang hayat untuk mendukung peningkatan kualitas hidup
masyarakat sekitar.
B.
Saran
Seiring perkembangan zaman ada hal-hal yang
tentu saja berdampak positif bagi kehidupan namun ada juga yang berdampak
negatif. Namun dampak negatif ini tidak akan merambah kedalam kehidupan
masyrakat jika mampu di antisipasi. Salah satu cara efektif dalam
pengantisipasian ini adalah dengan senantiasa menanamkan semangat literasi
dalam diri maupun orang lain. Saran saya sebagai penulis adalah kita harus
selalu sadar dan terbuka terhadap perkembangan zaman yang mampu membawa
kehidupan kita ke dalam rana yang lebih baik namun kita tak pernah lupa untuk tetap menjaga dan
melestarikan budaya-budaya yang ada dalam lingkungan kita sejak lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar