IT'S ABOUT KNOWLEDGE

Selamat Mengcopas, Jangan lupa sertakan sumber gan :v agar kita semua bahagia

Rabu, 09 Oktober 2019

Makalah Model Pembelajaran - UNSULBAR


MAKALAH TEORI BELAJAR & PEMBELAJARAN
“Model Pembelajaran” 






Disusun Oleh
Nama          : Afifah Rahman
NIM            : H0417014
Kelas           : FISIKA B/2017


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2018


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada saya yang telah menyelesaikan tugas ini. Tugas ini merupakan kajian  tentang “ Model Pembelajaran” Secara khusus tugas ini disusun sedemikian rupa.
Dalam penyusunan tugas ini tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun, saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyelesaian tugas ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua dan teman-teman, sehingga kendala-kendala yang saya hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada:
1.    Ibu dosen yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada saya, sehingga saya termotivasi dalam penyelesaiannya.
2.    Teman yang turut membantu, membimbing saya dalam mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini bisa selesai.
Saya sadar bahwa dalam pembuatan tugas ini terdapat banyak kekurangan. Saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna meningkatkan kualitas pembuatan yang selanjutnya. Harapan saya, rampungan tugas ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca khususnya dalam mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran.
Majene,  06 Desember 2018


Penulis




BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentikan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan membantu manusia dalam pengembangan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi segala perubahan yang terjadi, sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu “Pendidikan membuat watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.
Selaras dengan Undang-undang Sisdiknas tersebut, pelaksanaan pendidikan tentunya perlu mendapat proporsi yang cukup agar diperoleh out put yang unggul. Penanaman pendidikan ini tentunya harus mengacu pada peningkatan kemampuan akademis, salah satu langkah yang bisa ditempuh adalah dengan memaksimalkan pembelajaran di sekolah
Kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berlangsung dengan baik apabila ada komunikasi positif antara guru dengan siswa, guru dengan guru, adan antara siswa dengan siswa. Oleh karena itu, komunikasi positif harus diciptakan agar pesan yang ingin disampaikan, khususnya materi pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh siswa. Guru diharapkan mampu membimbing aktivitas dan potensi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan model pembelajaran yang sesuai. Hal ini perlu dilaksanakan agar kualitas pembelajaran pada mata pelajaran apapun dapat ditempuh dengan optimal.
Model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa di dalam kelas adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). Model pembelajaran berbasis proyek, masalah dan inkuiri.
B.     Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan Model Pembelajaran?
2.    Apa pengertian, kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran kooperatif tipe TGT? Dan
3.    Apa pengertian, teori yang mendasari, tujuan, karakteristik, prinsip dan kelebihna serta kekurangan  Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based-Learning)
4.    Apa pengertian, teori yang mendasari, kelebihan dan kekurangan model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
5.    Apa pengertian, teori yang mendasari, karakteristik kelebihan dan kekurangan Model pembelajaran inquiry

C.          Tujuan Penulisan
Untuk Mengetahui :
1.    Apa yang dimaksud dengan Model Pembelajaran
2.    Apa pengertian, kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran kooperatif tipe TGT
3.    Apa pengertian, teori yang mendasari, tujuan, karakteristik, prinsip dan kelebihna serta kekurangan  Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based-Learning)
4.    Apa pengertian, teori yang mendasari, kelebihan dan kekurangan model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
5.    Apa pengertian, teori yang mendasari, karakteristik kelebihan dan kekurangan Model pembelajaran inquiry

D.           Metode Penyusunan

Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode studi pustaka dan penulusuran melalui internet untuk menunjangkelengkapan materi makalah tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN
A.           Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi guru untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Agus Suprijono (2009:46) mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajkan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan metode dan teknik pembelajaran.
Arends dalam Trianto menyatakan “The term teaching model refers to a particular approach to instruction that includes its goals, syintax, environment, and management system”. Istilah model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaannya.
Berdasarkan dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkn bahwa model pembelajaran adalah pola mengajar yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran di kelas.
B.            Model Pembelajaran Kooperatif  Tipe TGT (Teams Games Tournament) TGT
1.    Pengertian
Model Pembelajaran Kooperatif  Tipe TGT  yaitu salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat memotivasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka. Model pembelajaran TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Menurut Trianto (2011:83), Teams Games Tournament merupakan salah satu teknik pembelajaran dalam model pembelajaran kooperatif

2.    Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran TGT
a)    Keunggulan
1)   Model TGT tidak hanya membuat siswa yang cerdas (berkemampuan akademis tinggi) lebih menonjol dalam pembelajaran, tetapi siswa yang berkemampuan akademik lebih rendah juga ikut aktif dan mempunyai peranan yang penting dalam kelompoknya.
2)   Dengan model pembelajaran ini,akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling menghargai sesama anggota kelompoknya.
3)   Dalam model pembelajaran ini, membuat siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Karena dalam pelajaran ini, guru menjanjikan sebuah penghargaan pada siswa atau kelompok terbaik.
4)   Dalam pembelajaran ini membuat siswa menjadi lebih senang dalam mengikuti pelajaran karena ada kegiatan permainan berupa tournamen dalam model ini.
5)   Mudah divariasikan dengan media pembelajaran seperti flash card, scrabble, dan teka-teki silang.
6)   Menurut Muldayanti (Jurnal), pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan dan menumbuhkan minat belajar siswa karena di dalam TGT terkandung proses permainan yang menjadikan proses pembelajaran akan lebih menyenangkan. Handayani (2010) menyatakan bahwa aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa belajar lebih rileks, disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar.
b)    Kelemahan
1)   Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis.
2)   Waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh.
3)   Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.
4)   Keaktifan tidak merata karena siswa yang aktif biasanya hanya siswa yang ikut game saja.

C.           Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based-Learning)
1.    Pengertian
Menurut Thomas dkk dalam buku Made Weda, pembelajaran berbasis proyek (PBP) merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan keja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan (problem) yang sangat menantang dan menuntut peserta didik untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja mandiri.
Menurut Bell (2005), ada beberapa pengertian mengenai model pembelajaran berbasis proyek yaitu sebagai berikut.
a)    Project Based Learning is curriculum fueled and standards based.
Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menghendaki adanya standar isi dalam kurikulumnya. Melalui Pembelajaran berbasis proyek, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.
b)   Project Based Learning asks a question or poses a problem that each student can answer.
 Model Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang menuntut pengajar atau peserta didik mengembangkan pertanyaan penuntun (a guiding question). Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Hal ini memungkinkan setiap peserta didik pada akhirnya mampu menjawab pertanyaan penuntun.
c)    Project Based Learning asks students to investigate issues and topics addressing real-world problems while integrating subjects across the curriculum.
Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menuntut peserta didik membuat “jembatan” yang menghubungkan antar berbagai subjek materi. Selain itu, pembelajaran berbasis proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata.
d)   Project Based Learning is a models that fosters abstract, intellectual tasks to explore complex issues.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memperhatikan pemahaman peserta didik dalam melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi dan mensintesis informasi melalui cara yang bermakna. Pembelajaran berbasis proyek juga merupakan suatu model pembelajaran yang menyangkut pemusatan pertanyaan dan masalah yang bermakna, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, proses pencarian berbagai sumber, pemberian kesempatan kepada anggota untuk bekerja secara kolaborasi, dan menutup dengan presentasi produk nyata. Pembelajaran berbasis proyek ini tidak hanya mengkaji hubungan antara informasi teoritis dan praktek, tetapi juga memotivasi siswa untuk merefleksi apa yang mereka pelajari dalam pembelajaran dalam sebuah proyek nyata serta dapat meningkatkan kinerja ilmiah mereka Grant (2008).
2.    Teori Yang Melandasi
a)      Secara teoretis dan konseptual
pembelajaran berbasis proyek juga didukung oleh teori aktivitas (Hung dan Wong, 2000). Activity theory menyatakan bahwa struktur dasar suatu kegiatan terdiri atas: tujuan yang ingin dicapai, subjek yang berada dalam konteks, suatu masyarakat di mana pekerjaan itu dilakukan dengan perantaraan, alat-alat, dan peraturan kerja dan pembagian tugas. Dalam penerapannya di kelas bertumpu pada kegiatan belajar aktif dalam bentuk melakukan sesuatu (doing) daripada kegiatan pasif menerima transfer pengetahuan dari guru.
b)      Secara teori belajar konstruktivistik,
Yang bersandar pada ide bahwa siswa membangun pengetahuannya sendiri di dalam konteks pengalamannya sendiri (Murphy, 1997). Pembelajaran berbasis proyek dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong siswa mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan secara personal. Ketika pembelajaran berbasis proyek dilakukan dalam model belajar kolaboratif dalam kelompok kecil siswa, pembelajaran berbasis proyek juga mendapat dukungan teoretis yang bersumber dari konstruktivisme sosial yang memberikan landasan pengembangan kognitif melalui peningkatan intensitas interaksi antarpersonal (Vigotsky, 1978; Moore, 2000). Adanya peluang untuk menyampaikan ide, mendengarkan ide orang lain, dan merefleksikan ide sendiri pada orang lain, adalah suatu bentuk pembelajaran individu. Proses interaktif dengan kawan sejawat membantu proses konstruksi pengetahuan. Dari perspektif teori ini pembelajaran berbasis proyek dapat membantu siswa meningkatkan keterampilan dan memecahkan masalah secara kolaboratif.

3.    Tujuan, Karakteristik Model PBP
PBP bertujuan agar peserta didik mempunyai kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang dihadapinya. Dalam model pembelajaran berbasis proyek (PBP) peserta didik dilibatkan dalam memecahkan permasalahan yang ditugaskan, mengijinkan para peserta didik untuk aktif membangun dan mengatur pembelajarannya, dan dapat menjadikan peserta didik yang realistik.
Pembelajar berbasis proyek memiliki karakteristik berikut :
a)    Peserta didik membuat keputusan dan membuat kerangka kerja
b)   Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya
c)    Peserta didik merancang proses untuk mencapai hasil.
d)   Peserta didik bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan.
e)    Peserta didik melakukan evaluasi secara kontinu.
f)    Peserta didik secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan.
g)   Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya.
h)   Kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.

D.           Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
1.    Pengertian
Pendidikan pada abad ke-21 berhubungan dengan permasalahan baru yang ada di dunia nyata. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) berkaitan dengan penggunaan inteligensi dari dalam diri individu yang berada dalam sebuah kelompok orang, atau lingkungan untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan, dan kontekstual.
Hasil pendidikan yang diharapkan meliputi pola kompetensi dan inteligensi yang dibutuhkan untuk berkiprah pada abad ke-21. Pendidikan bukan hanya menyiapkan masa depan, tetapi juga bagaimana menciptakan masa depan. Nah, apakah sebenarnya Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) itu ?. Berikut akan dibahas defenisi dari medel ini berdasarkan pendapat dari beberapa ahli.
Boud dan Feletti dalam Rusman (2010) mengemukakan bahwa Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) adalah inovasi yang paling signifikan dalam pendidikan. Margetson dalam Rusman (2010) mengatakan bahwa Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) membantu untuk meningkatkan perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif, serta memfasilitasi keberhasilan memecahkan masalah, komunikasi, kerja kelompok, dan keterampilan interpersonal dengan lebih baik dibanding model lain.
Problem Based Learning (PBL) is a method of learning in which learners first encounter a problem followed by a systematic, learned centered inquiry and reflection process”. Artinya Problem Based Learning (PBL) adalah suatu metode pembelajaran dimana pembelajar bertemu dengan suatu masalah yang tersusun sistematis; penemuan terpusat pada pembelajar dan poses refleksi (Teacher and Edcucational Development ,2002).
Menurut Jodion Siburian, dkk dalam Utami (2011), Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang berasosiasi dengan pembelajaran kontekstual. Pembelajaran artinya dihadapkan pada suatu masalah, yang kemudian dengan melalui pemecahan masalah, melalui masalah tersebut siswa belajar keterampil-keterampilan yang lebih mendasar.
Selain itu, Muslimin dalam Utami (2011) mengatakan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) adalah suatu model untuk membelajarkan siswa untuk mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan memecahkan masalah, belajar peranan orang dewasa yang otentik serta menjadi pelajar mandiri. Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi yang sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata dan menjadi pembelajaran yang mandiri.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli, maka dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) adalah model pembelajaran yang diawali dengan pemberian masalah kepada peserta didik dimana masalah tersebut dialami atau merupakan pengalaman sehari-hari peserta didik. Selanjutnya peserta didik menyeleseikan masalah tersebut untuk menemukan pengetahuan baru.

2.    Teori Yang Melandasi
Ada beberapa teori belajar yang melandasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) sebagai berikut : (Rusman, 2010)
a)    Teori Belajar Konstruktivisme
Dari segi pedagogis, Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) didasarkan pada teori konstruktivisme dengan ciri :
1)   Pemahaman diperoleh dari interaksi dengan skenario permasalahan dan lingkungan belajar.
2)   Pergulatan dengan masalah dan proses inquiry masalah menciptakan disonansi kognitif yang menstimulasi belajar.
3)   Pengetahuan terjadi melalui proses kolaborasi negoisasi sosial dan evaluasi terhadap keberadaan sebuah sudut pandang.
b)   Teori Belajar dari Piaget
Piaget menegaskan bahwa anak memiliki rasa ingin tahu bawaan dan secara terus menerus berusaha ingin memahami dunia di sekitarnya. Rasa ingin tahu ini, menurut Piaget dapat memotivasi mereka untuk secara aktif membangun tampilan dalam otak mereka mengenai lingkungan yang mereka hayati. Pada saat mereka tumbuh semakin dewasa dan memperoleh lebih banyak kemampuan bahasa dan memori, tampilan mental mereka tentang dunia menjadi lebih luas dan lebih abstrak. Sementara itu, pada semua tahap perkembangan, anak perlu memahami lingkungan mereka dan memotivasinya untuk menyelidiki dan membangun teori-teori yang menjelaskan lingkungan itu.

c)    Teori Belajar Bermakna dari David Ausubel
Suparno dalam Rusman (2010) mengatakan bahwa Ausubel membedakan antara belajar bermakna (meaningfull learning) dengan belajar menghafal (rote learning). Belajar bermakna merupakan proses belajar dimana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki seseorang yang sedang belajar. Belajar menghafal, diperlukan bila seseorang memperoleh informasi baru dalam pengetahuan yang sama sekali tidak berhubungan dengan yang telah diketahuinya. Kaitannya dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dalam hal mengaitkan informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa.
d)   Teori Belajar Vigotsky
Perkembangan intelektual terjadi pada saat individu berhadapan dengan pengalaman baru dan menantang serta ketika mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang dimunculkan. Dalam upaya mendapatkan pemahaman, individu berusaha mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan awal yang telah dimilikinya kemudian kemudian membangun pengertian baru. Ibrahim dan Nur dalam Rusman (2010) Vigotsky meyakini bahwa interaksi sosial dengan teman lain memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa. Kaitannya dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dalam hal mengaitkan informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa melalui kegiatan belajar dalam interkasi sosial dengan teman lain.
e)    Teori Belajar dari Albert Bandura
Model Pembelajaran Berbasis Masalah juga berlandaskan pada social leraning theory Albert Bandura, yang fokus pada pembelajaran dalam konteks sosial (social context). Teori ini menyatakan bahwa seorang belajar dari orang lain, termasuk konsep dari belajar observasional, imination dan modeling.
f)    Teori Belajar Jerome S. Bruner
Metode penemuan merupakan metode dimana siswa menemukan kembali, bukan menemukan yang sama sekali benar-benar baru. Belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dengan sendirinya memberikan hasil yang lebih baik, berusaha sendiri mencari pemecahan masalah serta didukung oleh pengetahuan yang menyertainya, serta menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna (Dahar dalam Rusman, 2010).
Bruner juga menggunakan konsep scaffolding dan interaksi sosial di kelas maupun di luar kelas. Scaffolding adalah suatu proses untuk membantu siswa menuntaskan masalah tertentu melampaui kapasitas perkembangannya melalui bantuan guru, teman atau orang lain yang memiliki kemampuan lebih.
Kaitan intelektual antara pembelajaran penemuan dan belajar berbasis masalah sangat jelas. Pada kedua model ini, guru menekankan keterlibatan siswa secara aktif, orientasi induktif lebih ditekankan dari pada deduktif, dan siswa menentukan atau mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Pada belajar berbasis masalah atau penemuan, guru mengajukan pertanyaan atau masalah kepada siswa dan memperbolehkan siswa untuk menemukan ide dan teori mereka sendiri.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan sebagai berikut :  (Ahsan, Arfiyadi, 2012)

3.    Keunggulan dan Kelemahan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan sebagai berikut :  (Ahsan, Arfiyadi, 2012)
a)    Keunggulan
1)   Merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
2)   Dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
3)   Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
4)   Dapat membantu siswa bagaimana mentranfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
5)   Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
6)   Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
7)   Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir lebih kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan.
8)   Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
9)   Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
10)  Dapat membentuk siswa untuk memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi, yang dibarengi dengan kemampuan inovatif dan sikap kreatif akan tumbuh dan berkembang.
11)  Dengan model pembelajaran berbasis masalah, kemandirian siswa dalam belajar akan mudah terbentuk, yang pada akhirnya akan menjadi kebiasaan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang ditemuinya dalam aktivitas kehidupan nyata sehari-hari ditengah-tengah masyarakat.
b)   Kelemahan
1)   Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
2)   Keberhasilan model pembelajaran PBL ini membutuhkan cukup waktu untuk persiapan dan pelaksanaannya.
3)   Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

E.            Model Pembelajaran Inquiry
1.    Pengertian
Kata inkuiri berasal dari bahasa inggris “Inquiry” berarti pertanyaan,  pemeriksaan, atau penyelidikan.
Model pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2006).
Menurut piaget bahwa model pembelajaran inquiry adalah model pembelajaran yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan siswa lain (mulyasa, 2008). 
Dengan melihat kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inquiry adalah model  pembelajaran yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri sehingga dapat berpikir secara kritis untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

2.    Teori Yang Melandasi
Adapun teori-teori belajar yang mendasari proses pembelajaran dengan model inkuiri antara lain:
a)    Teori belajar kontruktivisme,
Menurut pandangan teori ini siswa mengkontruksi pengetahuan mereka sendiri melalui interaksi dengan objek, fenomena, data-data, fakta-fakta, pengalaman dan lingkungannya.
Pengetahuan yang dikontruksi dianggap benar, bila pengetahuan tersebut dapat digunakan untuk memecahkan masalah sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Kontruktivisme juga beranggapan bahwa pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari sesorang kepada orang lain, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing individu. Artinya, pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah jadi, melainkan proses yang berkembang terus menerus.
b)   Belajar bermakna dari Ausubel
Belajar menurut Ausubel (Dahar,1996:111) ada dua jenis, yaitu 1) belajar bermakna (meaningful learning), dan 2) belajar menghafal (rate learning).
Belajar bermakna merupakan suatu proses dimana setiap informasi atau pengetahuan baru dihubungkan dengan struktur pengertian atau pemahaman yang sudah dimilikinya oleh siswa sebelumnya. Belajar bermakna terjadi bila siswa mampu menghubungkan setiap informasi baru kedalam struktur pengetahuan mereka.


c)    Belajar penemuan dari Bruner
Salah satu model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh ialah model dari Jerome Bruner (1996) yang dikenal dengan nama belajar penemuan. Bruner menganggap, bahwa “belajar penemuan sesuai dengan pencarian secara  aktif oleh manusia”. Menurut Bruner, siswa disarankan berusaha sendiri untuk memecahkan masalah yang berinteraksi dengan lingkungan, agar mereka memperoleh pengalaman, melakukan eksperimen dan menemukan konsep itu sendiri.
Catatan dalam bukunya “The act Discovery” (1961), Bruner (Dahar,1996:92) mengemukakan beberapa kebaikan dari belajar penemuan yaitu: • Meningkatkan potensi intelektual • Mengalihkan ketergantungan dari hadiah eksentrik ke hadiah intrinsik • Menguasai heuristika penemuan • Meningkatkan daya ingat. Berdasarkan pendapat yang diungkapkan Bruner, model inkuiri mempunyai kesesuaian dengan teori belajar penemuan.
3.    Karakteristik
Ada beberapa hal yang menjadi karakteristik  atau ciri-ciri utama pembelajaran inquiry adalah sebagai berikut:
a)    Pembelajaran inquiry menekankan pada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pembelajaran inquiry menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
b)   Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri sesuatu yang dipertanyakan sehingga dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self believe).
c)    Membuka intelegensi siswa dan mengembangkan daya kreativitas siswa.
d)   Memberikan kebebasan pada siswa untuk berinisiatif dan bertindak.
e)    Mendorong siswa untuk berfikir intensif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
f)    Proses interaksi belajar mengajar mengarahkan pada perubahan dari teacher centered kepada student centered. (Muslich: 2008)



4.    Keunggulan dan Kelemahan
a)    Keunggulan
1)   Model pembelajaran inquiry dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
2)   Model pembelajaran inquiry merupakan model pembelajaran yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
3)   Model pembelajaran inquiry merupakan model pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,  sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
4)   Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
b)   Kelemahan
1)   Jika model pembelajaran inquiry digunakan sebagai model pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2)   Model ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena itu terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3)   Kadang-kadang dalam mengimplementasikanya memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
4)   Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka model pembelajaran inquiry akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.                  Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi guru untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran
2.                  Model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) adalah model pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok yang berbeda kemampuan yang menggunakan sistem turnamen akademik yang diikuti oleh seluruh siswa dan efektif untuk memudahkan siswa berpikir positif dalam pelajaran. Prosedur pelaksanaan model pembelajaran kooperatif TGT melalui tahapan penyampaian informasi, pembentukkan tim, permainan (game tournament), dan tahap pemberian penghargaan kelompok. Kelebihan model pembelajaran TGT diantaranya Model TGT tidak hanya membuat siswa yang cerdas (berkemampuan akademis tinggi) lebih menonjol dalam pembelajaran, menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling menghargai sesama anggota kelompoknya. Kemudian kelemahannya yaitu sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis dan waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan.
3.                  Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Pembelajaran berbasis proyek mempunyai beberapa prinsip, yaitu (a) Kurikulum, (b) Responsibility, (c) Realisme, (d) Active-Learning, (e) Umpan balik, (f) Driving Questions, (g) Constructive Investigation, dan (h) Autonomy. Secara teoretis dan konseptual, pembelajaran berbasis proyek juga didukung oleh teori aktivitas dan teori belajar konstruktivistik serta pembelajaran berbasis  proyek juga mendapat dukungan teoretis yang bersumber dari konstruktivisme sosial  yang memberikan landasan pengembangan kognitif melalui peningkatan intensitas interaksi antarpersonal. Sehingga dari perspektif teori ini pembelajaran berbasis proyek dapat membantu siswa meningkatkan keterampilan dan memecahkan masalah secara kolaboratif.
4.                  Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) adalah model pembelajaran terdiri dari kegiatan menyajikan kepada peserta didik suatu situasi masalah yang autentik dan bermakna serta memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dilandasi oleh beberapa teori belajar yaitu teori belajar konstruktivisme, piaget, ausubel, Vigotsky, Jerome S. Bruner, dan Albert Bandura. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) memiliki sintaks yang terdiri dari 5 fase/tahap.
5.                  Model pembelajaran inquiry adalah model  pembelajaran yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri sehingga dapat berpikir secara kritis untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.  Teori-teori yang melandasi model pembelajaran inquiri yaitu teori belajar kontruktivisme, teori belajar Ausubel, teori belajar penemuan oleh Gagne. Langkah-langkah pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, merumuskan kesimpulan. Model pembelajaran inquiry mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan problema sendiri, merancang eksperimen sendiri, melakukan eksperimen sendiri, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, mempunyai sikap-sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, dan sebagainya.

B.     Saran
Setiap guru atau tenaga pendidik perlu mengetahui tentang Model pembelajaran agar guru dan calon guru dapat lebih mengetahui konsep dari model pembelajaran dan penerapannya di dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat mempermudah seorang pengajar untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang telah ditetapkan



Daftar Pustaka

2016 .Model Pembelajaran Berbasis Masalah.www.academia.edu
Adinun Nasheha,dkk. 2014. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT. www.academia.edu / makalah
Syahruddin.dkk. 2013. Model Pembelajaran Berbasis Proyek. www.academia.edu / makalah
Tamsyani,Wiwi. 2016. Model Pembelajaran Inkuiri . www.academia.edu /Makalah
Thomas, J.W., Mergendoller, J.R. & Michaelson, A. 1999. Project Base Learning: A Handbook of Middle and High School Teacher. Novato CA: The Buck Institute for Education.
Unknow.2001. Contextual Learning Resource. Online diakses pada  diakses pada 06 Desember 2018
Unknow.2011. “Model Pembelajaran Berbasis Proyek”.Online. (http://www. model-pembelajaran-Berbasis-Proyek.html. diakses pada 06 Desember 2018
Unknow.2012. “Model Pembelajaran Inquiri”. Online. (http://www.ras-eko.com/2011/05/model-pembelajaran-inquiry.html diakses pada 06 Desember 2018
Unknow.2012. “Teori Belajar yang Mendasari Model Pembelajaran Inkuiri”. Online. (http://repository.upi.edu/operator/upload/s_tm_054161_chapter2.pdf diakses pada 06 Desember 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar