(Perkembangan Optika dan Listrik Magnet)
Disusun Oleh :
Rey Fadli Umar (H01417335)
Afifah Rahman (H01417014)
Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sulawesi Barat
2018
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya
kepada kami yang telah menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini
merupakan makalah tentang “Perkembangan Optika dan Listrik Magnet” yang secara
khusus disusun sedemikian rupa
Dalam
penyusunan makalah ini tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun, kami
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua dan teman-teman, sehingga
kendala-kendala yang kami hadapi teratasi. Oleh karena itu kami mengucapkan
terimakasih kepada:
- Ibu dosen yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami termotivasi dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
- Teman yang turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas makalah ini bisa selesai.
Kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna meningkatkan
kualitas pembuatan makalah yang selanjutnya. Harapan kami, makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada pembaca khususnya dalam mata kuliah Sejarah Fisika.
Majene, 30 Agustus
2018
Penulis
Daftar Isi
Kata
Pengantari
Daftar
Isiii
BAB I PENDAHULUAN1
A. Latar
Belakang1
B. Rumusan
Masalah2
C. Tujuan
Penulisan Makalah2
BAB II PEMBAHASAN3
A. Periode Perkembangan Optika3
B. Periode
Perkembangan Listrik Magnet8
BAB III PENUTUP13
A. Kesimpulan13
B. Saran13
Daftar Pustaka14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Optika adalah
cabang fisika yang
menggambarkan perilaku dan sifat cahaya dan interaksi cahaya dengan materi. Optika menerangkan dan diwarnai oleh gejala optis.
Kata optik berasal dari bahasa Latin
ὀπτική, yang berarti tampilan.
Bidang optika biasanya menggambarkan
sifat cahaya tampak, inframerah dan ultraviolet;
tetapi karena cahaya adalah gelombang elektromagnetik,
gejala yang sama juga terjadi di sinar-X, gelombang
mikro, gelombang radio,
dan bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan
juga gejala serupa seperti pada sorotan partikel muatan (charged
beam). Optik secara umum dapat dianggap sebagai bagian dari keelektromagnetan.
Beberapa gejala optis bergantung pada sifat kuantum cahaya
yang terkait dengan beberapa bidang optika hingga mekanika
kuantum. Dalam prakteknya, kebanyakan dari gejala optis
dapat dihitung dengan menggunakan sifat elektromagnetik dari cahaya,
seperti yang dijelaskan oleh persamaan
Maxwell.
Bidang optika memiliki identitas dalam masyarakat,
dan konferensinya sendiri. Aspek keilmuannya sering disebut ilmu optik
atau fisika optik.
Ilmu optik terapan sering disebut rekayasa optik. Aplikasi dari rekayasa optik
yang terkait khusus dengan sistem iluminasi (iluminasi)
disebut rekayasa pencahayaan. Setiap disiplin cenderung sedikit berbeda dalam
aplikasi, keterampilan teknis, fokus, dan afiliasi profesionalnya. Inovasi
lebih baru dalam rekayasa optik sering dikategorikan sebagai fotonika atau optoelektronika.
Batas-batas antara bidang ini dan "optik" sering tidak jelas, dan
istilah yang digunakan berbeda di berbagai belahan dunia dan dalam berbagai
bidang industri.
Listrik
sangat dibutuhkan pada zaman modern saat ini. Karena sesuai dengan perkembangan
zaman, manusia ingin sesuatu yang lebih praktis dan cepat. Oleh karena itu para
ilmuan berusaha menenukan alat-alat yang dapat mempermudah pekerjaan manusia.
Alat tersebut sebahagian besar menngunakan energi listrik. Energi listrik
sangat fleksibel dan dapat dirubah ke bentuk energi lainnya seperti energi
mekanik, energi panas, energi bunyi, energi kimia dan energi gerak. Sulit
dibayangkan bagaimana dunia ini jika hingga pada saat ini manusia tidak dapat
memanfaatkan listrik.
Listrik
sebenarnya tersedia disekeliling kita secara tidak terorganisir dan menunggu
kita menyadari keberadaan listrik tersebut serta memanfaatkannya dalam
kehidupan kita. Dalam sejarah perkembangan listrik magnet, banyak ilmuan
atau peneliti yang mengeluarkan pendapat mengenai asal mula adanya listrik.
Para ilmuan ini, telah dianggap telah meletakkan tonggak-tonggak pondasi dalam
sejarah panjang perkembangan teknologi kelistrikan.
Terpisah
dari penemuan-penemuan mengenai kelistrikan, di suatu tempat ditemukan adanya
sebuah logam yang dapat menarik serbuk besi. Untuk mengenang tempat
ditemukannya, logam tersebut dinamakan magnet. Para ilmuan meneliti sifat yang
terdapat pada logam yang dapaat menarik logam lain. Sejalan dengan perkembangan
ilmu pegetahuan ditemukan bahwa listrik dan magnet memiliki keterkaitan satu
dengan yang lainnya. Sehingga sekarang ini dengan menggunakan arus listrik kita
dapat menimbulkan medan magnet disekitar logam.
B.
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalahnya adalah
1.
Bagaimanakah sejarah perkembangan
optika?
2.
Bagaimanakah sejarah perkembangan
listrik dan magnet?
C. Tujuan
Penulisan Makalah
Adapun
tujuan penulisan adalaha
1.
Untuk mengetahui kronologi perkembagan
optika
2.
Untuk mengetahui kronologi perkembangan
listrik dan magnet
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Periode Perkembangan Optika
Optika
adalah cabang fisika
yang menggambarkan perilaku dan sifat cahaya
dan interaksi cahaya
dengan materi.
Bidang optika biasanya menggambarkan sifat cahaya
tampak, inframerah
dan ultraviolet;
tetapi karena cahaya adalah gelombang
elektromagnetik, gejala yang sama juga terjadi di sinar-X,
gelombang mikro,
gelombang radio,
dan bentuk lain dari radiasi
elektromagnetik dan juga gejala serupa seperti pada
sorotan partikel
muatan (charged beam). Optik secara umum dapat dianggap
sebagai bagian dari keelektromagnetan.
Beberapa gejala optis bergantung pada sifat kuantum
cahaya yang terkait dengan beberapa bidang optika hingga mekanika
kuantum. Dalam prakteknya, kebanyakan dari gejala optis
dapat dihitung dengan menggunakan sifat elektromagnetik dari cahaya,
seperti yang dijelaskan oleh persamaan
Maxwell.
Berikut
ini akan dijelaskan secara singkat tentang periode-periode perkembangan optika
1.
Periode 1 (Antara zaman purbakala s.d. 1500)
a.
Mozi ( 476 SM - 486 SM)
Mo
zi (cina, lahir di 476 SM - 486 SM, seorang ideolog besar dan politisi
dan ilmuwan alam. Dalam pembacaan mo nya, film dokumenter pertama
tentang optik di dunia, menggambarkan pengetahuan optik dasar, termasuk
definisi dan menciptakan visi , propagasi cahaya dalam garis lurus, lubang
jarum pencitraan, hubungan antara objek dan gambar di pesawat cermin, cermin cembung
dan cermin cekung.
b.
Eulid (Yunani,
275 SM - 330 SM)
Euclid
(Yunani, 275 SM - 330 SM) Dalam Optica, ia mencatat bahwa perjalanan
cahaya dalam garis lurus dan menjelaskan hukum refleksi. Dia percaya bahwa visi
melibatkan sinar pergi dari mata ke obyek yang dilihat dan dia mempelajari
hubungan antara ukuran nyata dari objek dan sudut bahwa mereka subtend di mata.
c.
Claudius
Ptolemy (Yunani, (90 M – 168 M)
Claudius
Ptolemy (Yunani, 90 M - 168 M). Dalam terjemahan Latin dari abad kedua belas
dari bahasa Arab yang ditugaskan untuk Ptolemy, sebuah studi refraksi, termasuk
refraksi atmosfer. Disarankan bahwa sudut bias sebanding dengan sudut insiden.
d.
Al-Kindi (801
M - 873 M)
Ilmuwan
Muslim pertama yang mencurahkan pikirannya untuk mengkaji ilmu optik adalah Al-Kindi
(801 M – 873 M). Hasil kerja kerasnya mampu menghasilkan pemahaman baru tentang
refleksi cahaya serta prinsip-prinsip persepsi visual. Teori-teori yang dicetuskan Al-Kindi tentang
ilmu optik telah menjadi hukum-hukum perspektif di era Renaisans Eropa. Secara
lugas, Al-Kindi menolak konsep tentang penglihatan yang dilontarkan
Aristoteles. Dalam pandangan ilmuwan Yunani itu, penglihatan merupakan bentuk
yang diterima mata dari obyek yang sedang dilihat. Namun, menurut Al-Kindi
penglihatan justru ditimbulkan daya pencahayaan yang berjalan dari mata ke
obyek dalam bentuk kerucut radiasi yang padat.
e.
Ibnu Sahl (940
M - 1000 M)
Sarjana
Muslim lainnya yang menggembangkan ilmu optik adalah Ibnu Sahl (940 M – 1000
M). Ibnu Sahl menemukan hukum refraksi (pembiasan) yang secara matematis setara
dengan hukum Snell. Dia menggunakan hukum tentang pembiasan cahaya untuk
memperhitungkan bentuk-bentuk lensa dan cermin yang titik fokus cahanya berada
di sebuah titik di poros.
f.
Ibnu Al-Haitam
(965M – 1040 M)
Ilmuwan
Muslim yang paling populer di bidang optik adalah Ibnu Al-Haitham (965 M – 1040
M). Menurut Turner, Al-Haitham adalah sarjana Muslim yang mengkaji ilmu optik
dengan kualitas riset yang tinggi dan sistematis. Pencapaian dan
keberhasilannya begitu spektakuler.
Al-Haitham
memecahkan misteri tentang lintasan cahaya melalui berbagai media melalui
serangkaian percobaan dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Keberhasilannya
yang lain adalah ditemukannya teori pembiasan cahaya. Al-Haitham pun sukses
melakukan eksperimen pertamanya tentang penyebaran cahaya terhadap berbagai
warna.
Tak
cuma itu, dalam kitab yang ditulisnya, Alhazen begitu dunia Barat
menyebutnya juga menjelaskan tentang ragam cahaya yang muncul saat
matahari terbenam. Ia pun mencetuskan teori tentang berbagai macam fenomena
fisik seperti bayangan, gerhana, dan juga pelangi-Haitham memecahkan misteri
tentang lintasan cahaya melalui berbagai media melalui serangkaian percobaan
dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Keberhasilannya yang lain adalah ditemukannya
teori pembiasan cahaya. Al-Haitham pun sukses melakukan eksperimen pertamanya
tentang penyebaran cahaya terhadap berbagai warna.
Keberhasilan
lainnya yang terbilang fenomenal adalah kemampuannya menggambarkan indra
penglihatan manusia secara detail. Tak heran, jika ‘Bapak Optik’ dunia itu
mampu memecahkan rekor sebagai orang pertama yang menggambarkan seluruh detil
bagian indra pengelihatan manusia. Hebatnya lagi, ia mampu menjelaskan secara
ilmiah proses bagaimana manusia bisa melihat.
Secara
detail, Al-Haitham pun menjelaskan sistem penglihatan mulai dari kinerja syaraf
di otak hingga kinerja mata itu sendiri. Ia juga menjelaskan secara detil
bagian dan fungsi mata seperti konjungtiva, iris, kornea, lensa, dan
menjelaskan peranan masing-masing terhadap penglihatan manusia. Hasil
penelitian Al-Haitham itu lalu dikembangkan Ibnu Firnas di Spanyol dengan
membuat kacamata.
g.
Kamal al-Din
al-Farisi (1267M – 1319 M)
Kamal al-Din al-Farisi adalah
seorang ahli fisika Muslim terkemuka dari Persia. Ia dilahirkan di kota Tabriz,
Persia sekarang Iran- pada 1267 M dan meninggal pada 1319
M. Ilmuwan yang bernama lengkap Kamal al-Din Abu'l-Hasan Muhammad
Al-Farisi itu kesohor dengan kontribusinya tentang optik serta teori angka. Al-Farisi berhasil merevisi teori pembiasan
cahaya yang dicetuskan para ahli fisika sebelumnya. Gurunya, Shirazi memberi
saran agar al-Farisi membedah teori pembiasan cahaya yang telah ditulis ahli
fisika Muslim legendaris Ibnu al-Haytham (965-1039).
Secara
mendalam, Al-Farisi melakukan studi secara mendala mengenai risalah optik yang
ditulis pendahuluannya itu. Sang guru juga menyarankannya agar melakukan revisi
terhadap karya Ibnu Haytham. Buku hasil revisi terhadap pemikiran al-Hacen –
nama panggilan Ibnu Haytham di Barat. kemudian jadi sebuah adikarya,
yakni Kitab Tanqih al-Manazir (Revisi tentang Optik)
Kitab
Tanqih merupakan pendapat dan pandangan al-Farisi terhadap buah karya Ibnu
Haytham. Dalam pandangannya, tak semua teori optik yang diajukan Ibnu Haytham
menemukan kebenaran. Guna menutupi kelemahan teori Ibnu Haytham, al-Farisi
Al-Farisi lalu mengusulkan teori alternatif. Sehingga, kelemahan dalam teori
optik Ibnu Haytham dapat disempurnakan.
h.
Roger Baconn
(Inggris, 1214 M – 1292 M)
Roger Bacon (Inggris, 1214-1292).
Seorang pengikut Grosseteste di Oxford, Bacon diperpanjang bekerja Grosseteste
pada optik. Ia menganggap bahwa kecepatan cahaya yang terbatas dan itu
disebarkan melalui media dengan cara yang analog dengan propagasi suara. Dalam
karyanya Opus Maius, Bacon menggambarkan penelitian tentang perbesaran
benda kecil menggunakan lensa cembung dan menyarankan bahwa mereka bisa
menemukan aplikasi di koreksi penglihatan yang cacat. Dia menghubungkan
fenomena pelangi dengan refleksi sinar matahari dari air hujan individu.
i.
Leonardo da
Vinci (Italia, 1452 - 1519)
Sebagai seorang seniman terkenal
dunia dan ilmuwan, Leonardo da Vinci (Italia, 1452-1519) visioner pengamatan
dan sketsa merintis studi tentang anatomi manusia membuka jalan penemuan masa
depan di bidang medis. Ia berbicara panjang lebar pada optik fisiologis
mengenai mata manusia
2.
Periode 2
(Sekitar 1550 – 1800)
a.
Johannes Kepler
(1571 - 1630)
Kepler
menyajikan tentang prinsip-prinsip yang terlibat dalam mikroskop lensa
konvergen / divergen dan teleskop. Dalam risalah yang sama, ia menyarankan agar
teleskop dapat dibangun menggunakan tujuan konvergen dan lensa mata konvergen
dan menggambarkan kombinasi lensa yang kemudian akan menjadi dikenal sebagai
lensa tele. Ia menemukan refleksi internal total, tetapi tidak dapat menemukan
hubungan yang memuaskan antara sudut datang dan sudut bias.
b.
Van Roijen
Willebord Snell (Belanda , 1580 - 1626)
Van
Roijen Willebrord Snell (Belanda ,1580-1626). Meskipun ia menemukan hukum
refraksi, secara optik geometris modern, pada tahun 1621, ia tidak
mempublikasikan hal itu.
c.
Rene Descartes
(Perancis, 1596 - 1650)
Para
matematikawan dan filsuf Rene Descartes (Perancis, 1596-1650) menerbitkan karya
Snell pada tahun 1637 di Dioptrique La nya. Descartes menentukan sudut
refraksi dan menunjukkan hukum sinus dari refraksi optik yang Willebrord Snell
sebelumnya berasal.
d.
Francesco
Maria Gimaldi (Italia, 1618 - 1663)
Francesco
Maria Grimaldi (Italia, 1618-1663). Dalam Physico-mathesis nya lumine
de, coloribus et Iride, diterbitkan pada 1655, menggambarkan pengamatan
difraksi ketika ia melewati cahaya putih melalui lubang kecil. Grimaldi
menyimpulkan bahwa cahaya adalah cairan yang menunjukkan gelombang-seperti
gerakan.
e.
Robert Hooke
(Inggris, 1635 - 1703)
Robert
Hooke (Inggris, 1635-1703) tertarik pada eksperimen Grimaldi, dia mengulangi
hal itu. Pada 1655, Hooke diterbitkan risalahnya, Micrographia. Dalam
buku itu, dijelaskan Hooke pengamatan dengan mikroskop senyawa yang memiliki
lensa objektif dan lensa konvergen mata konvergen. Dalam buku yang sama, ia
menggambarkan pengamatannya dari warna yang dihasilkan dalam serpihan dari
mika, gelembung sabun dan film minyak di atas air. Dia mengakui bahwa warna
diproduksi di mika serpih ini terkait dengan ketebalan mereka tetapi tidak
mampu untuk membangun hubungan yang pasti antara ketebalan dan warna. Hooke
diajukan sebuah teori gelombang untuk propagasi cahaya.
f.
Isaac Newton
(Inggris, 1642 - 1727)
Newton
's Opticks diterbitkan pada 1704. Dalam buku itu, Newton mengemukakan
pandangannya bahwa cahaya adalah partikel tetapi bahwa partikel dapat
merangsang gelombang di aether. Kepatuhan-Nya kepada sifat partikel cahaya
didasarkan terutama pada anggapan bahwa perjalanan cahaya dalam garis lurus
sedangkan gelombang bisa menekuk ke daerah bayangan.
g.
Christian
Huygens (Belanda , 1629 - 1695)
Christiaan
Huygens (Belanda, 1629-1695), seorang ilmuwan fisik dan astronom dan ahli
matematika. Dalam de Traité nya Lumiere pada tahun 1690, Huygens
mengemukakan teori gelombang cahaya nya. Dia dianggap ringan yang ditularkan
melalui eter meresapi segala yang dibuat dari partikel-partikel kecil yang
elastis, yang masing-masing dapat bertindak sebagai sumber sekunder wavelet.
Atas dasar ini, Huygens menjelaskan banyak karakteristik propagasi cahaya diketahui,
termasuk refraksi ganda di kalsit ditemukan oleh Bartholinus pada 1669. Dia
memecah monopoli teori partikel Newton cahaya
3.
Periode 3
(Periode singkat, 1800 – 1890)
a.
Thomas Young
(Inggris, 1773 - 1829)
Thomas
Young (Inggris, 1773-1829). Dilakukan percobaan yang sangat infered sifat
gelombang cahaya. Karena ia percaya bahwa cahaya terdiri dari gelombang, muda
beralasan bahwa beberapa jenis interaksi akan terjadi ketika dua gelombang
cahaya bertemu. Tutorial interaktif ini mengeksplorasi bagaimana gelombang
cahaya koheren berinteraksi ketika melewati dua celah berjarak dekat
b.
Etiene Louis
Malus (Perancis, 1755 - 1812)
Etienne
Louis Malus (Perancis, 1755-1812). Pada 1808, sebagai hasil pengamatan cahaya
yang dipantulkan dari jendela Luxembourg Palais di Paris melalui kristal kalsit
seperti yang diputar, Malus menemukan efek yang kemudian menyebabkan kesimpulan
bahwa cahaya dapat terpolarisasi oleh refleksi.
c.
David Brewster
(Skotlandia, 1781 - 1868)
David
Brewster (Skotlandia ,1781-1868). Dia mencatat terutama untuk penelitian ke
dalam polarisasi cahaya. Pada tahun 1814, Brewster menunjukkan bahwa ada
hubungan antara sudut kejadian di mana sinar cahaya yang dipantulkan dari
sebuah interface benar-benar pesawat terpolarisasi: indeks bias adalah sama
dengan persoalan dari sudut.
d.
Dominique Jean
Francois Arago (Prancis, 1786 - 1853)
Dominique
Jean Francois Arago (Prancis , 1786-1853) Selama abad ke-19, ada kontroversi
besar mengenai sifat cahaya-cahaya baik ada sebagai partikel, atau sebagai
gelombang. Arago adalah yang terbaik dikenal untuk membantu menyelesaikan
perdebatan ini. Awalnya pendukung teori partikel penelitian, polarisasi ia
melakukan bekerjasama dengan Augustin Jean Fresnel-berubah pikiran. Pada 1811,
pasangan ini menemukan bahwa dua berkas cahaya terpolarisasi dalam arah tegak
lurus tidak mengganggu, akhirnya menghasilkan dalam pengembangan teori
gelombang cahaya transversal.
e.
Augustin Jean
Fresnel (Prancis, 1788 - 1827)
Di
tahun 1816, Fresnel menunjukkan bahwa fenomena difraksi berbagai sepenuhnya
dijelaskan oleh interferensi gelombang cahaya. Sebagai hasil dari penyelidikan
oleh Arago Fresnel dan pada gangguan cahaya terpolarisasi dan interpretasi
selanjutnya mereka dengan Thomas Young, disimpulkan bahwa gelombang cahaya yang
transversal dan tidak, seperti yang telah diperkirakan sebelumnya, longitudinal.
f.
Simeon Clerk
Maxwell (Prancis, 1781 – 1840)
Seorang
mukmin sangat kuat dalam teori partikel cahaya Newton dan mampu, menggunakan
matematika Fresnel, untuk memperoleh sebuah prediksi dia yakin akan
menghancurkan teori gelombang cahaya.
g.
James Clerk
Maxwell (Skotlandia, 1831 – 1879)
James
Clerk Maxwell (Skotlandia, 1831-1879). Pada tahun 1865 dari studi tentang
persamaan menggambarkan medan listrik dan magnetik, ditemukan bahwa kecepatan
gelombang elektromagnetik harus, dalam kesalahan eksperimental, menjadi sama
dengan kecepatan cahaya. Maxwell menyimpulkan bahwa cahaya adalah bentuk dari
gelombang elektromagnetik
4.
Periode 4
(Tahun 1887 s.d. 1925)
a.
Albert
Eeinstein (Jerman, 1879 -1955)
Menjelaskan
efek fotolistrik pada dasar bahwa cahaya adalah terkuantisasi, yang kuanta
kemudian menjadi dikenal sebagai foton. Teori kuanta cahaya adalah indikasi
kuat dari dualitas
gelombang-partikel , konsep bahwa sistem fisik dapat
menampilkan seperti gelombang dan partikel-seperti properti, dan itu digunakan
sebagai prinsip dasar oleh pencipta mekanika kuantum. Sebuah gambaran lengkap
tentang efek fotolistrik hanya diperoleh setelah jatuh tempo mekanika kuantum.
Pada tahun 1915 Einstein
menerbitkan teori relativitas umum yang diprediksi pembengkokan sinar cahaya
yang melewati medan gravitasi.
Pada
1916 Einstein
yang ditawarkan teori rangsangan cahaya bahwa emisi terstimulasi cahaya adalah
proses yang harus terjadi di samping penyerapan dan emisi spontan, itu adalah
yang pertama memahami 'laser'. Pada tahun 1915 Einstein
menerbitkan teori relativitas umum yang diprediksi pembengkokan sinar cahaya
yang melewati medan gravitasi.
5.
Periode 5
(Tahun 1925 s.d. sekarang )
a.
Michelson
(Amerika, 1852 -1931)
Pada
tahun 1926, Michelson (Amerika ,1852-1931) melakukan percobaan yang terakhir
dan paling akurat untuk menentukan kecepatan cahaya. Menggunakan jalan cahaya
dengan panjang 35 km dari Mount Wilson observatorium untuk teleskop di Gunung
San Antonio, ia menemukan nilai 299.796 km per detik.
b.
Walter
Geffcken (Jerman , 1872 – 1950)
Pada
tahun 1939, Walter Geffcken (Jerman, 1872-1950), menggambarkan filter gangguan
transmisi.
c.
Dennis Gabor
(Hungaria, 1900 – 1979)
Pada
tahun 1948, Dennis Gabor (Hungaria, 1900-1979), menggambarkan prinsip-prinsip
rekonstruksi wavefront, kemudian menjadi dikenal sebagai holografi.
d.
Arthur
Schawlow L (Amerika, 1921 – 1999)
Pada
tahun 1958, Arthur Schawlow L (Amerika ,1921-1999) dan Charles Townes H
(Amerika, 1915 -) menerbitkan sebuah makalah berjudul "Maser Infrared dan
Optical" di mana ia mengusulkan bahwa prinsip maser dapat diperluas ke
daerah terlihat dari spektrum memunculkan apa yang kemudian menjadi dikenal
sebagai 'laser'.
B.
Periode Perkembangan Listrik Magnet
Sejak zaman dahulu telah diketahui
beberapa bijih mineral atau batuan warna metalik bersifat menarik partikel
besi. Mineral atau batuan itu disebut magnetik atau batuan bermuatan. Thales,
seorang filosof Yunani yang hidup pada abad VI SM, adalah orang pertama yang
menaruh perhatian pada sifat biji besi. Akan tetapi, kemungkinan sebelum itu
pun telah banyak diketahui. Setelah masa Thales, batuan bermuatan itu sering
disebut dalam tulisan kuno. Batu bermuatan itu dinamai magnet, kata magnet
berasal dari bahasa Greek “magnítis
líthos” yang berarti
“batu magnesia” juga berarti sebuah wilayah di Asia kecil, tempat
ditemukannya banyak endapan magnetik.
1.
Perkembangan listrik magnet
periode I (zaman purbakala sd 1500-an)
Pada 600 SM, seorang ahli
filsafat yunani yang bernama Thales dari militus menjelaskan bahwa batu amber
tersebut mempunyai kekuatan. Sementara itu, ahli filsafat lainnya, Theophratus
mengemukakan bahwa ada benda lain yang juga mempunyai kekuatan seperti batu
amber.
Sampai akhirnya pada 1600 M,
seorang dokter dari inggris, Willian gilbert dalam bukunya mengemukakan bahwa
selain batu amber masih banyak lagi benda-benda yang dapat di beri muatan
dengan cara di gosok. Oleh Gilbert benda-benda tersebut di beri nama “
electrica” . Kata electrica ini diambil dari bahasa yunani “electron” yang
artinya amber. Setelah itu, baru pada 1646, seorang penulis dan dokter dari
inggris, Thomas Brown menggunakan istilah electricity yang di terjemahkan
listrik dalam bahasa Indonesia. Setelah era Thomas Brown, dunia kelistrikan
berkembang pesat. Berbagai penemuan penting mulai bermunculan.
2.
Perkembangan listrik magnet
periode II (sekitar 1550-1800 M)
Sekitar tahun 1672 ,Ahli fisika jerman yang Bernama Otto Von Guericke menemukan
Bahwa listrik dapat mengalir melalui suatu zat. Saat itu ,zat yang Ia gunakan
adalah sejenis benang linen, selain itu ,Guericke juga menemukan mesin pertama
yang dapat menghasilkan muatan-muatan listrik
Pada awal tahun 1700-an,peristiwa hantaran listrik juga di temukan oleh Stephen
Gray dan Ia juga berhasil mencatat beberapa benda yang bertindak sebagai
konduktor dan insolator listrik. Sementar Charles Dufay secara terpisah
mengamati bahwa muatan listrik terdiri dari dua jenis. Ia juga menemukan fakta
bahwa muatan listrik yang sejenis akan tolak menolak, sedangkan muatan listrik
yang berbeda jenis akan tarik menarik.
Pada tahun 1752-an ilmuan amerika, Benjamin Franklin merumuskan teori bahwa
listrik merupakan sejenis fluida (zat alir) yang dapat mengalir dari satu benda
ke benda lain. Franklin juga menjelaskan bahwa kilat merupakan salah satu
gejala kelistrikan
Pada tahun 1766 ahli kimia inggris, Joseph Priestley membuktikan secara
eksperimen bahwa gaya di antara muatan- muatan listrik berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak di antara muatan-muatan tersebut. Selain itu ahli fisika
perancis, Charles Augustin de Coloumb berhasil menemukan alat untuk menentukan
gaya yang berinteraksi muatan-muatan listrik. Alat ini di namakan neraca torsi.
Percobaan awal Coulomb meliputi
tekanan yang bisa memecahkan suatu benda (1773) dan ini adalah awal ilmu modern
tentang kekuatan benda-benda. Karyanya di bidang listrik dan magnet yang
membuatnya begitu terkenal, baru diterbitkan dalam serangkaian makalah antara
tahun 1785 dan 1789. Melakukan percobaan dengan magnet kompas, ia langsung
melihat bahwa gesekan pada sumbu jarum menyebabkan kesalahan. Ia membuat kompas
dengan jarum tergantung pada benang lembut. Dan ia menarik kesimpulan; besarnya
puntiran pada benang haruslah sama dengan kekuatan yang mengenai jarum dari
medan magnetik bumi. Ini mengawali penemuan Timbangan Puntir, untuk menimbang
benda-benda yang sangat ringan. Timbangan puntir tadi membawa Coulomb ke
penemuannya yang paling penting. Dengan menggerakkan dua bulatan bermuatan
listrik di dekat timbangan puntir, ia menunjukkan bahwa kekuatan di antara
kedua benda itu berbeda-beda jika kedua benda itu saling menjauh.
Ia mempelajari akibat gesekan
pada mesin-mesin dan menampilkan teori tentang pelumasan. Semua ini, bersama
pandangannya tentang magnet, diterbitkan di Teori tentang Mesin Sederhana pada
tahun 1779. Dari tahun 1784 sampai 1789, saat bekerja di berbagai departemen pemerintah,
ia terus meneliti elektrostatika dan magnet. Tahun 1785 keluarlah hukum
Coulomb; daya tarik dan daya tolak kelistrikan antara dua benda yang bermuatan
listrik adalah perkalian muatannya dengan kuadrat terbalik dari jaraknya.Rumus
ini sangat mirip dengan hukum gravitasi Newton.
Di Blois, Coulomb meneliti sifat
muatan listrik pada benda dan diketemukannya bahwa muatan tersebut hanya ada
pada permukaan benda. Didapatkannya pula bahwa daya magnet juga mengikuti hukum
kuadrat terbalik seperti daya listrik statis.
3.
Perkembangan listrik magnet
periode III( 1700-1830 M)
Pada tahun 1791, ahli biologi Italia, Luigi Galvani
mengumumkan hasil percobaannya yaitu otot pada kaki katak akan berkontraksi
ketika di beri arus listrik. Dia memulai berbagai percobaan untuk menguji apa
pengaruh listrik terhadap otot. Pada masa itu baterei belum di kenal. Karena
itu galvani menggunakan mesin untuk menghasilkan listrik. Dia mengalirkan
listrik melalui kaki katak dan melihat bahwa kaki katak itu bergerak. Dia
menyentuh kaki katak dengan pengait tembaga yang digantungkan pada rel besi dan
kaki itu mengendut. Dia berpikir bahwa dia menemukan “listrik hewan” padahal
sesungguhnya dia menemukan titik awal penemuan baterei sederhana. Namun,
demikian dia benar ketika mengatakan bahwa otot kita bekerja dengan menggunakan
listrik.
Pada tahun 1800, ilmuan Italia, Alessandro Volta
menciptakan baterai pertama. Volta bersahabat dengan ilmuwan terkemuka Luigi
Galvani. Galvani menceritakan kepada Volta mengenai eksperimen membingungkan
yang telah dia lakukan. Akhirnya pada tahun 1800, Alessandro Volta membuat
penemuan besar. Volta membuktikan bahwa persentuhan antara kuningan dan besi
menghasilkan tenaga listrik dan menyebabkan otot itu bergerak. Volta melakukan
banyak sekali percobaan dengan berbagai jenis logam. Dia membuat tumpukan koin
dari dua jenis metal yang berbeda, memisahkan koin dengan kartu yang telah
direndam dalam larutan garam dan menghasilkan arus listrik. Inilah baterai yang
pertama atau yang disebut elemen volta.Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya
dalam bidang kelistrikan, Napoleon memberinya gelar bangsawan pada 1801. Satuan
tegangan listrik disebut “volt” sebagai penghormatan atas jasa-jasanya.
Seorang ilmuwan Inggris, Michael Faraday, adalah orang
pertama yang menyadari bahwa arus listrik dapat dihasilkan dengan melewatkan
magnet melalui kawat tembaga. Itu adalah penemuan yang menakjubkan. Hampir
semua listrik kita gunakan saat ini dibuat dengan magnet dan kumparan dari
kawat tembaga di raksasa pembangkit listrik. Kedua generator listrik dan motor
listrik didasarkan pada prinsip ini. Sebuah generator mengubah energi gerak
menjadi listrik.Sebuah motor mengubah energi listrik menjadi energi gerak.
Pada tahun 1819, ilmuan Denmark, Hans Christian Oersted
mendemonstrasikan bahwa arus listrik dikelilingi oleh medan magnet. Pada tahun
1819 Oersted mengamati bahwa magnet jarum yang diletakkan dibawah penghantar
yang dialiri arus listrik ternyata menyimpang secara tegak lurus. Penemuan
inilah yang mengawali penelitian tentang hubungan listrik dan magnet
(elektromagnetika). Selain sumbangannya memelopori bidang tersebut, Oersted
juga merupakan orang pertama yang menemukan cara untuk memurnikan aluminium
dari bijih bauksit.
Tidak lama kemudian Andre Marie Ampere mengemukakan hukum
yang menjelaskan arah medan magnet yang di hasilkan oleh arus listrik. Ampere
adalah orang pertama yang mengembangkan alat untuk mengukur besaran-besaran
listrik. Selain itu, ia juga orang pertama yang mengamati bahwa dua batang
konduktor yang diletakkan berdampingan dan keduanya mengalir arus listrik
searah akan saling tarik menarik sedangkan jika berlawanan arah akan saling
tolak.
Pada tahun 1827, Ilmuan jerman, George Simon Ohm
menjelaskan kemampuan beberapa zat dalam menghantarkan arus listrik dan
mengemukakan hukum Ohm tentang hantaran listrik. Pada tahun 1817 dia mengajar
matematika dan fisika di sebuah sekolah Jesuit di Cologne, Jerman, dia
melakukan beberapa riset orisinal mengenai listrik. Barulah tahun1827 dia
menerbitkan Sirkuit Galvani Secara Matematis (The galvanic Circuit Treated
Mathematically). Buku ini membuat penjelasan tentang penemuan hukumnya yang
sangat terkenal yang memperlihatkan bahwa arus yang mengalir dalam sirkuit
listrik sebanding dengan voltase. Hukum inilah yang dikenal dengan nama Hukum
Ohm. Tahanan listrik dalam sirkuit listrik dihitung dengan satuan yang
disebut “ Ohm” yang diambil dari namanya. Hukum ohm membuat kaitan antara
voltase dan arus sangat mudah dimengerti, tapi mulanya ilmuwan di Jerman tidak
menganggap serius pendapat ini. Akhirnya pada tahun 1841, Royal Society di
London menghargai pentingnya karya Ohm dengan menganugrahinya medali Copley
yang prestisius.
Pada tahun 1830 ahli fisika amerika, Joseph Henry
menemukan bahwa medan magnet yang bergerak akan menimbulkan arus listrik
induksi. Gejala yang sama juga di temukan oleh Michael Faraday satu tahun
kemudian. Faraday juga menggunakan konsep garis gaya listrik untuk menjelaskan
gejala tersebut.
a.
Perkembangan Elektromagnet ( Peran
Michael Faraday)

Dan pada tahun 1821, Michael
Faraday membuat suatu penemuan penting. Dua tahun sebelumnya Oersted telah
menemukan bahwa jarum magnit kompas biasa dapat menyimpang jika arus listrik
dialirkan dalam kawat yang tidak berjauhan. Hal ini membuat Michael Faraday
menyimpulkan bahwa, jika magnet didekatkan, yang akan bergerak adalah kawat yang
dialiri listrik. Bekerja atas dasar dugaan ini, Michael Faraday berhasil
membuat suatu skema yang jelas dimana kawat akan terus-menerus berputar
berdekatan dengan magnit sepanjang arus listrik dialirkan ke kawat.
Sesungguhnya penemuan ini Faraday merupakan motor listrik pertama, suatu
skema pertama penggunaan arus listrik untuk membuat sesuatu benda bergerak.
Meskipun masih sangat primitif, penemuan Michael Faraday ini merupakan “nenek
moyang” dari semua motor listrik yang digunakan dunia saat ini.
Penemuannya berupa
penggunaan arus listrik untuk membuat benda bergerak adalah pembuka jalan yang
luar biasa untuk penemuan-penemuan motor listrik selanjutnya. Namun kegunaan
praktisnya masih terbatas karena belum ada metode untuk menggerakkan arus
listrik selain dari baterei kimiawi sederhana yang ada pada saat itu. Faraday
yakin, pasti ada suatu cara penggunaan magnit untuk menggerakkan listrik, dan
beliau terus-menerus mencari jalan bagaimana menemukan metode tersebut. Kini,
magnit yang tak berpindah-pindah tidak mempengaruhi arus listrik yang
berdekatan dengan kawat.
Tetapi di tahun 1831,
Faraday menemukan bahwa bilamana magnit dilalui lewat sepotong
kawat, arus akan mengalir di kawat sedangkan magnit bergerak. Keadaan
ini disebut “pengaruh elektro magnetik,” dan penemuan ini disebut “Hukum
Faraday” dan pada umumnya dianggap penemuan Faraday yang terpenting dan
terbesar.
4. Perkembangan
listrik magnet periode IV ( 1887 - 1925 M)
Dua prediksi Maxwell diuji secara
terpisah oleh Heinrich Rudolf Hertz (1857-1894 ) dan Hendrik Antoon Lorentz (
1853-1928 ). Maxwell meramalkan bahwa gangguan di dalam medan magnetik dan
listrik harus merambat secepat cahaya. Tapi gelombang elektromagnetik seperti
itu belum pernah teramati.
Pada tahun 1887, Heartz menguji
prediksi itu sampai dengan memercikkan bunga api listrik di antara dua kutub.
Ia mengamati bahwa di antara dua kutub di tempat lain di dalam laboratoriumnya
terjadi juga percikan bunga api yang sama. Tak pelak lagi, pengaruh bunga api
yang petama harus dibawa sebagai gelombang melalui udara sehingga menimbulkan
bunga api yang kedua. Ia membuktikan secara experimental bahwa gelombang mirip
seperti gelombang cahaya, karena menunjukkan gejala pemantulan, pembiasan,
difraksi, dan polarisasi. Berkat penemuan ini, Hertz membawa kita menuju jaman
telekomunikasi.
Maxwell, bersama-sama Thompson,
bersikeras menghubungkan medan elektromagnetik dengan getaran dalam fluida yang
bersifat mekanis. Para ilmuan sesudah maxwell telah melepaskan hubungan itu
samasekali. Dalam disertasi 1892, Lorentz membabat tuntas kaitan antara medan
dan fluida dengan merumuskan kembali persamaan maxwell. Lorentz telah sampai
pada pengertian yang melampaui percobaan Michelson-Morley, yang memperlihatkan
bahwa eter mungkin tidak ada.
Sampai sekarang, pengertian medan masih tetap bersifat
elektromagnetik murni, tanpa sisa mekanis yang melekat. Walaupun demikian,
garis gaya temuan Faraday masih tetap menjadi topik pengajaran di sekolah
sampai sekarang untuk memberi pengertian medan di sekolah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Optika adalah cabang fisika
yang menggambarkan perilaku dan sifat cahaya
dan interaksi cahaya
dengan materi. Adapun periode-periode perkembangan
optika antara lain, periode 1 (antara
zaman purbakala s.d. 1500), periode
2 (Sekitar 1550 – 1800), periode
3 (Periode singkat, 1800 – 1890), periode 4 (Tahun 1887 s.d. 1925), dan periode 5 (Tahun 1925 s.d. sekarang ).
Sedangkan sejak zaman dahulu telah
diketahui beberapa bijih mineral atau batuan warna metalik bersifat menarik
partikel besi. Mineral atau batuan itu disebut magnetik atau batuan bermuatan.
Thales, seorang filosof Yunani yang hidup pada abad VI SM, adalah orang pertama
yang menaruh perhatian pada sifat biji besi. Akan tetapi, kemungkinan sebelum
itu pun telah banyak diketahui. Setelah masa Thales, batuan bermuatan itu
sering disebut dalam tulisan kuno. Batu bermuatan itu dinamai magnet, kata
magnet berasal dari bahasa Greek “magnítis
líthos” yang berarti
“batu magnesia” juga berarti sebuah wilayah di Asia kecil, tempat
ditemukannya banyak endapan magnetik. Adapun periode-periode perkembangan
listrik magnet antara lain ; Perkembangan listrik magnet
periode I (zaman purbakala sd 1500-an), perkembangan listrik magnet
periode II (sekitar 1550-1800 M), perkembangan listrik magnet
periode III( 1700-1830 M), dan perkembangan listrik magnet periode IV ( 1887 -
1925 M).
B.
Saran
Dengan kita telah mempelajari beberapa tahap-tahap
yang terjadi dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan mengenai Optika dan Listrik Magnet secara benar,
diharapkan agar kita bisa menjelaskan kembali dan menerapkannya dalam kehidupan
yang nyata. Dan semoga tidak menjadi kendala dan halangan bagi kita semua jika seandainya
pokok pembahasan ini muncul dan dibahas ulang di masa yang akan datang.
Daftar Pustaka
Akbar,
Najwa. 2012.
Tokoh-tokoh Fisika di Bidang Listrik
Magnet. http://teknologiidanperkembangan.blogspot.com/2012/11/tokoh-tokoh-fisika-di-bidang-listrik.html.
30 Agustus 2018.
Nafsiah,
Siti. 2012. Sejarah Listrik dan Magnet.
http://kuliahvsngebolang.blogspot.com/2012/05/sejarah-listrik-dan-magnet.html. 30 Agustus 2018.
Nasra,
Ikhwatun. 2013. Perkembangan Optika dan
Listrik Magnet Tiap Periode. http://ikhwatunnasra9.blogspot.com/2013/01/perkembangan-optika-dan-listrik-magnet.html. 30 Agustus 2018.
______. 2012. Biografi
Michael Faraday. http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/01/biografi-michael-faraday.html). 30 Agustus 2018.
______.
2012.
Biografi Michael Faraday Penemu Listrik : Biografi Web.
http://biografi.rumus.web.id/biografi-michael-faraday-penemu-listrik/.
30
Agustus 2018.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusExcellent..
HapusSuka animasi ngopinya. Point 97